Pages

Monday, December 22, 2014

Surat-Surat Judy si Yatim Piatu: Epistolari Klasik yang Lucu, Segar, & Sangat Menghibur

Judul buku: Daddy-Long-Legs
Jumlah halaman: 235 halaman
Penulis:
Penerjemah:
Tahun terbit: November 2009 (pertama kali diterbitkan tahun 1912)
Penerbit: Atria
ISBN: 9791411837 (ISBN13: 9789791411837)

Jerusha “Judy” Abbott adalah satu-satunya anak berusia tujuh belas yang masih mendiami panti asuhan John Grier. Biasanya, anak-anak yatim berusia enam belas, akan dilepas dari panti asuhan untuk mencari kehidupannya sendiri. Judy sendiri, sudah mendapatkan bonus satu tahun untuk tetap tinggal di John Grier. Dia memiliki prestasi yang cukup baik di sekolah, dan ikut membantu menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan pengasuhan di John Grier. Namun, suatu hari, sebuah rapat Dewan Pengawas Panti
Asuhan mengambil sebuah keputusan penting. Sebuah esai-kurang-ajar karangan Judy menarik perhatian salah seorang anggota dewan pengawas. Lelaki itu lantas memberi beasiswa perguruan tinggi untuk Judy. Dia meminta Mrs. Lippett, sang Kepala Panti yang menyebalkan, untuk merahasiakan jati dirinya. Tetapi Judy sempat melihat lelaki itu dari kejauhan—meski tidak bisa melihat wajahnya. Pakaiannya mahal, dia memakai topi dan menggunakan tongkat, dan kakinya sangat panjang—sehingga dia terlihat seperti laba-laba Daddy-Long-Legs. Anehnya, sebagai bayaran atas beasiswa yang dia berikan pada Judy, lelaki itu ingin agar Judy mengiriminya surat secara berkala, yang berisi seluruh aktivitasnya di universitas. Lalu dimulailah petualangan Judi di universitas yang hanya berisi mahasiswi dan hari-hari-sibuk-belajar-serta-menulis-surat-nya itu.
Awalnya, saya menyangka Daddy Long Legs adalah sebuah cerita anak-anak. Nampaknya saya membayangkan suasana panti asuhan dengan cara yang agak terlalu dangkal, dan saya juga memiliki kemampuan interpretasi gambar yang sangat buruk sehingga menyangka gadis di sampul depan buku ini adalah anak berusia sepuluh atau sebelas atau mungkin dua belas. Nyatanya, Judy adalah gadis remaja yang sedang beranjak dewasa. Dia cerdas, periang, memiliki selera humor yang bagus, seorang penulis surat yang mengesankan, dan bukan tipikal anak-yatim-piatu-penghuni-panti-asuhan- protogonis-khas-drama-yang-biasa-kita-tonton-sejak-kecil-sampai-kiamat. Judy sangat manusiawi. Dia bisa begitu pemarah dan bersikap sinis, dia pencela yang tukang omel, dan sebagainya.
…bagaimana kita bisa bersikap sopan pada orang yang ingin  dipanggil John Smith? Mengapa Anda tidak memilih nama yang lebih berkarakter? Saya seperti menulis surat untuk Dear Tiang Pengikat atau Dear Tiang Jemuran (hal. 18)
Hari-hari kami dibagi-bagi menjadi beberapa bagian oleh bunyi bel. Rasanya sungguh menarik: saya merasa seperti kuda penarik kereta pemadam kebakaran. Nah itu dia! Lampu sudah dimatikan. Selamat malam.
Harap perhatikan betapa tepatnya saya menaati semua peraturan—semua ini berkat pendidikan yang saya terima di Panti Asuhan John Grier (hal. 19)
Daddy Long Legs hanya diawali oleh sebuah pembuka yang singkat sebagai bab awal, yang kemudian dilanjutkan oleh bagian panjang yang merupakan epistolari berbentu surat-surat Judy Abbott untuk sang Daddy yang memperkenalkan dirinya sebagai John Smith. Dalam surat-surat itu, Judy bercerita tentang hari pertamanya di universitas, teman pertamanya, musuh pertamanya, teman sekamarnya, dan hari-hari selanjutnya. Bagaimana dia bertahan, belajar, membaca buku, membelanjakan uangnya dengan bijaksana, buku-buku sastra klasik yang menarikyang bahkan dia rekomendasikan kepada sang Daddydan pertemuannya dengan paman musuhnya yang tampan dan mempesona bernama Jervis Pandleton. Uniknya, surat-surat ini mampu menguraikan Judy seolah-olah dia dikisahkan oleh orang lain. Sayangnya, surat tetaplah sebuah medium yang sangat terbatas untuk memperkenalkan tokoh di luar sang penulis surat dengan gamblang. Misalnya saja, sebagai pembaca perempuan yang sangat mainstream, saya sangat ingin mengenal Jervis Pandleton. Saya agak kagum dengan pandangan politiknya yang cenderung bergeser ke kiri. Meski menurut Judydalam suratnya untuk sang DaddyJervis terkesan menyepelekan keinginannya karena seorang perempuan biasanya tidak benar-benar tahu apa yang mereka butuhkan. Saya jadi mencoba untuk mengingat-ingat lagi, apa seorang sosialis akan membenci gerakan feminisme.
Ibu Julia mengatakan bahwa Master Jervie kurang stabil. Dia seorang sosialistapi untung saja, dia tidak membiarkan rambutnya tumbuh gondrong dan memakai dasi merah (hal. 169).
Meski terkesan sederhana, Jean Webster mampu mengakomodir isu sosial-politik di zamannya dalam Daddy Long Legs. Pandangan politik Jervis yang kemudian didukung oleh Judy adalah hal yang paling jelas yang bisa terlihat.
Tahukah Anda, saya mungkin akan menjadi seorang sosialis juga. Anda tidak keberatan kan, Daddy? Orang-orang sosialis berbeda dengan orang-orang anarkis; mereka tidak mau meledakkan orang dengan bom. Mungkin saya memang dilahirkan sebagai seorang sosialis; saua termasuk dalam kelompok proletar. Saya belum memutuskan untuk menjadi jenis seperti apa (hal. 170).
           Jean Webster juga menyisipkan kekagumannya pada gagasan feminisme yang tumbuh di dalam diri Judy secara alami. Judy sangat benci dengan diskriminasi terhadap perempuan. Dia selalu berusaha mati-matian untuk tampak mandiri dan dapat membayar apa pun yang sudah diberikan padanya dengan gratis. Satu-satunya hal yang tidak saya sukai dari Judy adalah sikap fatalisnya.
           Bagaimanapun juga, saya sangat menikmati membaca surat-surat Judy. Surat-surat itu menggambarkan metamorfosis Judy seperti kurva yang menanjak dan menurun, yang secara garis besar dapat kita namai sebagai grafik kedewasaan. Saya sangat menikmati bagaimana Judy, dengan keluguan-keluguannya, berhasil menemukan makna-makna dalam kehidupan yang tidak pernah dia dapatkan atau diajarkan kepadanya selama berada di panti asuhan. Saya terkejut sekaligus membaca surat Judy yang terakhir. Saya merasa agak kehilangan Judy. Tapi bagaimanapun juga, Daddy Long Legs adalah sebuah epistolari yang lucu, segar, dan sangat menghibur.
Kredit gambar

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...