Pages

Thursday, January 22, 2015

Mengungkap Nick, Menemukan Amy: Lebih Dari Sekadar Thriller Psikologi

Judul buku: Gone Girl
Jumlah halaman: 616 halaman
Alih bahasa: Ariyantri Eddy Tarman
Editor: Reita Ariyanti
Tahun terbit: November 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Di pagi ulang tahun pernikahannya yang kelima, Nick Dunne terbangun lalu pergi ke dapur dan mengawasi istrinya, Amy Eliott Dunne, dari jauh, membuat crepe dengan antusias. Lalu Nick, tanpa prasangka apa pun, berangkat kerja—ke sebuah bar yang dia beli dan kelola bersama Margo, saudara kembar perempuannya, dengan dana perwalian Amy. Dan ketika dia kembali ke rumah, Amy tidak terlihat
atau berada di mana pun. Sementara itu, rumah mereka menyisakan hal-hal, yang biasanya, tidak akan ditinggalkan Amy dalam keadaan sekacau itu. Serakan kaca pecah di lantai, meja kopi yang hancur berantakan, buku-buku yang tersebar di lantai, meja terguling, kursi antik yang berat terbalik, lalu gunting yang sangat tajam—dan belakangan, dalam investigasi yang lebih teliti, ditemukan noda darah yang berusaha disamarkan di lantai dapur. Saat itulah Nick menyadari, Amy hilang! Istri New York-nya yang sempurna: cerdas dan cantik dan kaya. Lalu Nick, seperti yang biasa ditemukan dalam film-film kriminal, menjadi satu-satunya yang paling logis untuk terlibat dalam hilangnya Amy, istrinya sendiri. Nick harus menemukan cara untuk menolong dirinya sendiri, sebelum menemukan istrinya.
Gone Girl mengisahkan tentang kehidupan pernikahan Nick Dunne dan Amy Eliott yang sulit dan pasang surut karena berbagai alasan. Padahal dulu, mereka adalah pasangan sempurna yang berbahagia. Mereka bertemu di sebuah pesta, berciuman, bertemu lagi berbulan-bulan kemudian, lalu menikah. Tapi kemudian Nick kehilangan pekerjaannya sebagai jurnalis di sebuah media di New York. Begitu pula Amy, yang seorang penulis kuis psikologi di sebuah majalah, tidak berapa lama berselang. Mereka lalu mengalami kemunduran dalam berbagai hal. Mereka pindah dari New York ke North Carthage, Missouri—kota kelahiran Nick—yang kecil dan tidak menjanjikan banyak kebahagiaan. Dengan Amy yang terasa tidak cocok dengan semua hal di sana: ibu Nick, Margo, ayah Nick, tetangga-tetangga mereka. Dan di mata Nick, Amy tampak terlalu mencintai kehidupan New York-nya.
Buku ini secara keseluruhan terbagi atas tiga babak besar. Bagian awalnya menampilkan Nick dan Amy yang berkisah tentang kehidupan mereka secara bergantian. Keduanya mengisahkan kehidupan yang mereka jalani setelah bersama, dan bagaimana mereka memandang satu sama lain. Nick mengungkapkan betapa Amy sangat rumit untuk dia pahami, dan hal-hal apa saja tentang Amy yang mengusiknya. Lalu diselingi oleh Amy, yang berkisah dalam jurnal harian yang dimulai sejak Januari 2005, hingga beberapa waktu sebelum dia menghilang. Kedua sudut pandang ini sangat bertolak belakang. Amy menggambarkan kisah cintanya dengan Nick yang dimulai dengan manis, berjalan romantis, dan tidak peduli seberapa agresif dan dinginnya Nick, dia akan selalu merasa bahagia dan memaklumi semua itu. Hal ini sangat jauh berbeda dengan yang dikisahkan Nick. Betapa Amy sangat keras kepala dan antisosial dan tidak merasa nyaman dengan kehidupan baru mereka pasca masa menganggur keduanya. Dan puncak dari segalanya, adalah pengakuan Amy dalam jurnal hariannya bahwa dia membutuhkan pistol untuk berjaga-jaga.
Gone Girl mengangkat tema ketidakjujuran dalam relasi domestik, dan ketidaksempurnaan pernikahan yang bersumber dari masalah ekonomi. Premis yang sangat riil. Namun, dikemas dalam paduan unsur-unsur misteri, suspense, dan kriminal, yang dibumbui dengan unsur psikologikal yang kental. Jelas buku ini lebih dari sekadar thriller psikologi biasa. Menampilkan dua karakter berbeda yang teramat kompleks, dalam upayanya mempertahankan kebenaran masing-masing mengenai beragam hal. Flynn, dengan tekun dan cerdas, mengungkap Nick dan Amy lapis demi lapis. Rahasia-rahasia mereka, kebohongan-kebohongan mereka, yang tidak saja tertuju bagi satu sama lain, melainkan juga ditujukan kepada pembaca. Seringkali saya merasa bimbang untuk memutuskan mempercayai Nick atau Amy. Keduanya bisa salah di satu sisi dan benar di sisi lain. Nick berkisah dan tampil dengan cara yang seringkali kontradiktif. Dia berkata jujur di satu ketika dan menyembunykan sesuatu bahkan berbohong di waktu yang lain. Lalu Amy, membaca buku hariannya, membuat pembaca dapat mengenal dirinya dengan baik sekaligus merasa yakin akan sisi misteriusnya yang kabur dan gelap. Saya semakin percaya, tidak ada yang lebih mengerikan dari sisi-sisi personal paling tersembunyi dari seseorang. Flynn menyampaikan ini dengan cara terbaik yang bisa dilakukan seorang penulis fiksi.
Lalu babak-babak berikut dalam Gone Girl, semakin mempertajam tuduhan kepada Nick. Seperti yang terjadi di sebagian kasus kriminal yang melibatkan suami dan istri. Jika seorang istri hilang, maka kemungkinan besar, suaminyalah yang membunuhnya. Ada semakin banyak kebohongan, pernyataan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan kejutan-kejutan tidak terduga dari Nick. Pembaca akan dibuat terus menebak, menduga, berspekulasi dengan banyak kemungkinan: benarkah Nick terlibat dalam hilangnya Amy? Sejak awal dia memang bersikap aneh, kan? atau berusaha bersikap wajar tapi tetap saja terasa aneh. Memangnya Amy bisa hilang sendiri?
Ketika memikirkan istriku, aku selalu memikirkan kepalanya. Bentuk kepalanya, sebagai permulaan. Kali pertama melihatnya, aku melihat bagian belakang kepalanya, dan ada yang indah dari belakang kepalanya itu, sudut-sudutnya. Seperti biji jagung yang berkilau dan keras, atau fosil di tepian sungai. Dia memiliki kepala yang akan disebut berbentuk cantik oleh orang zaman Victoria. Kau bisa dengan cukup mudah membayangkan seperti apa bentuk tengkoraknya (hal. 11).
Sebagai sebuah thriller, Gone Girl membangun suspense dengan cukup lambat sejak awal. Tapi itu pastilah upaya Flynn untuk memantapkan pengenalan pembaca akan dua tokoh sentral dalam cerita ini. Meski begitu, pembaca tidak akan begitu menyadari bagaimana waktu merayap, selagi mereka menyimak Nick dan Amy, karena kekhasan bertutur Gillian Flynn yang istimewa: intens, orisinil, dengan begitu banyak detil yang unik, metafora dan alusi dalam dimensi yang lebar. Menciptakan lebih banyak ruang imajinatif. Sangat adiktif dan memikat. Flynn sangat pandai bercerita dalam kalimat-kalimat pendek yang dinamis, meletup-letup, komikal, dan sangat visual.
Aku gemuk oleh cinta. Berdegap-degap oleh semangat! Menjadi tambun oleh pengabdian! Antusiasme pernikahan seperti lebah yang senang dan sibuk. Aku berdengung riang di sekitarnya, rewel dan menyiapkan makanan. Aku menjadi makhluk yang aneh. Aku menjadi seorang istri. Aku menyadari diriku mengarahkan kapal percakapan—begitu sering, tidak alamiah—hanya agar aku bisa menyebut namanya keras-keras. Aku menjadi seorang istri, aku menjadi orang yang menjemukan, aku diminta untuk mengembalikan kartu Feminis Muda Mandiri-ku (dari Buku Harian Amy Elliott Dune: 63).
Gone Girl tidak saja akan mencuri hati penggemar fiksi thriller, kriminal dan psikologi, tetapi juga penggemar domestic romance yang ingin memperkaya subgenre bacaan mereka. Sebuah buku wajib baca! 
Kredit gambar
 [Buku dibaca sejak 10  -  19 Januari 2015]

9 comments:

  1. waktu itu ragu mau beli Gone Girl, takut ada adegan2 erotisnya haha. jadi ga beli deh. sebenarnya di dalamnya ada banyak adegan erotis ga mbak? atau masih masuk kategori sedang gitu, gak yang gimana2 banget. infonya please :D soalnya saya tertarik memang dengan tema psikologi dan thrillernya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ini domestic romance juga, adegan dewasanya tetap ada--oke, saya agak spoiler deh, jadinya. Tapi tidak vulgar, kategori sedang, dideskripsikan singkat, dan dituliskan dengan literer. Sehingga bacanya tidak bikin 'nahan napas' ^_^ Bukunya bagus banget, Mbak. Meski fiksi kriminal dengan bumbu misteri dan suspens, tapi unsur psikologinya lebih kental. Gillian Flynn lebih banyak bermain di pergolakan karakter dan permainan emosi. Dan di sepanjang itu, meski pace-nya agak lambat di awal, yang membetahkan saya untuk membalik terus halamannya adalah gaya pengisahan penulisnya. Keren!

      Delete
  2. Lagi booming nih buku, nyari pinjeman ah #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. ^_^ ayo dicari, Mbak. A worth read, kalau buat saya yang Penggila Gaya Bertutur

      Delete
  3. Makin penasaran! >.<

    Kapan ya buku ini didiskon besar lagi, ya? *ngarep pakai dewa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya, biasanya pantengin Scoop terus, Mas. Harga bukunya fluktuatif. Jadi seringnya, tiba-tiba ketemu buku yang mumer luar biasa ^_^

      Delete
    2. Hahah, iya bener. Pas njoba belanja di Scoop kemarin nemu buku yang murmer banget, nyaris diskon 50%! :)))

      Btw, besok jam 11:11 review Replay saya akan tayang, seandainya sobat Kim masih ingin membatjanya :3

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...