sumber gambar tidak diketahui |
November sudah beranjak lalu, dan tahun sedang menuju ambang pergantian.
Saya selalu berharap bisa membaca lebih banyak buku setiap bulannya,
dan harapan itu selalu tidak terpenuhi. Sebisa mungkin saya mengupayakan
membaca 50-100 halaman per hari. Sejauh ini, saya cukup berhasil
membangun kebiasaan itu. Sayangnya, saya seringkali secara impulsif,
membaca lebih dari satu buku pada saat yang bersamaan. Sehingga
seringkali, saya tidak menyelesaikan seluruhnya, dan hanya sanggup
menyelesaikan beberapa. Seperti yang terjadi November lalu. Dan, nampaknya, kegagalan mulai terdeteksi!
Jadi, mari lihat buku-buku apa saja yang berhasil saya selesaikan di November.
klik gambar atau tautan judul untuk membaca review |
Buku ini sudah saya baca sejak Oktober, dan baru selesai di awal
November. Saya sedih karena harus berpisah dengan buku ini. Saya
berharap, saya bisa terus membaca cerita-cerita Chitra, tapi memang ada masanya ketika kita harus menutup sebuah buku dan beralih
ke buku lain. Ini adalah buku yang secara bobot sastra, sangat
mengayakan. Setelah ini, saya akan memburu buku-buku fiksi realis Chitra
Banerjee Divakaruni yang lain.
klik gambar atau tautan judul untuk membaca review |
Setelah tidak berhasil menamatkan Rinai (saya sudah mengungkapkan ini
sebelumnya: seorang junior saya di universitas meminjam buku ini sebelum
saya menyelesaikannya, dan saya tidak bisa menolak. Dan, sampai saat
ini buku itu belum kembali kepada saya), maka buku ini akhirnya menjadi
buku karya Sinta Yudisia pertama yang saya khatamkan. Label "Pemenang
III Kompetisi Tulis Nusantara" adalah hal yang membuat saya tergiur
untuk membeli buku ini secara pre-order. Buku ini berkisah tentang
kehidupan seorang terapis di sentra skizofrenia sebuah klinik kesehatan
mental. Saya cukup menikmati buku yang sangat informatif ini, meski buku
ini pada akhirnya tidak menjadi buku favorit saya. Meski mengetengahkan
kasus skizofrenia, ada banyak nasehat positif yang pada akhirnya saya
simpan untuk diri saya secara pribadi. Hal-hal tentang membangun
imunitas dalam menghadapi konflik.
klik gambar atau tautan judul untuk membaca review |
Seperti halnya The Unknown Errors in Our Lives, buku ini juga sudah saya baca sejak Oktober. Saya menutupnya sementara karena takut monster. Saya
benar-benar benci Griever-Griever itu. Tapi saya melanjutkannya juga
karena penasaran dengan cara Thomas bertahan hidup dan berupaya
menemukan jalan keluar dari Maze. Sayangnya, saya kehilangan, mungkin
sekitar sebelas halaman penting, di area klimaks, karena cacat produksi
:'( Tapi, saya segera ingin membaca sekuel dari trilogi ini. Saya tidak
keberatan kalau harus sering-sering menahan napas dan minum air putih
seperti ketika membaca buku pertama ini.
klik gambar atau tautan judul untuk membaca review |
Ini buku tipis terlama yang pernah saya baca. Dan saat membaca ini, saya
membuang-buang banyak waktu untuk memikirkannya, dan merespinya
dalam-dalam. Ada beberapa hari yang saya lewati tanpa membaca sama
sekali dan hanya memikirkan buku ini. Dan saya merasa buku ini seperti
hadiah. Karena saya membacanya di salah satu saat-saat terberat dalam
hidup saya. Setelah mengkhatamkan buku ini, saya menyisihkan beberapa
jenak waktu untuk mendoakan Profesor Morrie, agar Tuhan menerima jiwanya dalam rengkuhan ilahiahnya.
klik gambar atau tautan judul untuk membaca review |
Saya akhirnya memilih kumpulan cerpen klasik ini sebagai satu-satunya bacaan klasik saya di November. Buku ini saya beli Juni silam, dan akhirnya baru mengkhatamkannya sekarang. Saya berhasil menyukai beberapa cerita dalam buku ini, dan menyukai cara Maupassant mengungkap sisi-sisi kemanusiaan paling tersembunyi dari tokoh-tokohnya.
Baiklah, saya akan mengakhiri postingan ini sampai di sini saja. Saya berharap bisa menyelesaikan beberapa tantangan baca yang saya ikuti di tahun ini. Dan, untuk Desember, saya tidak berani mengharapkan target baca yang terlalu muluk. Saya sudah gagal mencapai target baca 2014 saya di Goodreads, dan juga beberapa tantangan baca 2014 lainnya :'( Nampaknya, saya terlalu percaya diri pada kemampuan membaca saya. Saya rasa, saya hanya terlalu bersemangat waktu itu.
Sampai jumpa di Desember! ^_^
No comments:
Post a Comment