Jumlah halaman: 488 halaman
Penulis: James Dashner
Penerjemah: Yunita Candra
Tahun terbit: August 2014 (terbit pertama kali 1 Januari 2009)
Penerbit: Mizan Fantasi
ISBN: 9794338486 (ISBN13: 9789794338483)
Penghargaan sastra: Georgia Peach Book Award (2012), Romantic Times Reviewers' Choice Award (RT Award) Nominee for Best Young Adult Paranormal/Fantasy Novel (2009), Charlotte Award (2012), Pennsylvania Young Readers' Choice Award Nominee (2011), Milwaukee County Teen Book Award Nominee (2011) Kentucky Bluegrass Award for grades 9-12 (2011), Abraham Lincoln Award (2012)
Harga beli: Rp.34.500,- dari Kobu (15 September 2014)
Glade
kedatangan anak baru bernama Thomas. Seperti anak-anak baru lainnya ketika baru
tiba di tempat yang aneh itu, Thomas si Anak Bawang, mempertanyakan hampir
semua hal: di mana dia berada? Glade? Apa itu Glade? Kehidupan seperti apa yang
menantinya di Glade? Untuk apa anak-anak laki-laki berada di sana? Siapa yang
mengirim mereka ke sana? Mengapa dan bagaimana ingatannya hilang? Adakah
caranya keluar dari
Glade dan pulang ke rumah? Lantas, bagaimana caranya? Dan, sama seperti yang sudah terjadi pada anak-anak lain ketika mereka masih Anak Bawang, Thomas tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Setidaknya dia harus menunggu sampai waktunya tepat. Karena anak-anak sehebat apa pun, butuh waktu untuk menyiapkan diri sebelum mereka mendengarkan hal-hal mengerikan tentang Monster Mekanik Penyengat Anak-Anak. Thomas akhirnya memutuskan untuk bersabar. Menunggu satu demi satu hal-hal tentang Glade diungkapkan kepadanya atau menguak dirinya sendiri di hadapannya.
Glade dan pulang ke rumah? Lantas, bagaimana caranya? Dan, sama seperti yang sudah terjadi pada anak-anak lain ketika mereka masih Anak Bawang, Thomas tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Setidaknya dia harus menunggu sampai waktunya tepat. Karena anak-anak sehebat apa pun, butuh waktu untuk menyiapkan diri sebelum mereka mendengarkan hal-hal mengerikan tentang Monster Mekanik Penyengat Anak-Anak. Thomas akhirnya memutuskan untuk bersabar. Menunggu satu demi satu hal-hal tentang Glade diungkapkan kepadanya atau menguak dirinya sendiri di hadapannya.
"Maze ada di luar sana," bisik Newt, terbelalak seolah kerasukan. "Segala yang kita lakukan—seluruh hidup kita, Anak Bawang—berkisar di antara Maze, mencoba mmecahkan sesuatu yang tidak tampak oleh kita memiliki resiko yang berbahaya, bukan? Dan, akan kutunjukkan mengapa kita tidak boleh main-main. Mengapa mereka menutup tembok-tembok itu setiap malam. Akan kutunjukkan mengapa kau sebaiknya jangan pernah satu kali pun menginjakkan kaki di sana" (hal.50).
Setelah berkenalan dengan Maze—labirin raksasa dengan formasi lorong yang selalu berubah setiap hari dan menjadi sarang Griever setiap malam—dan tahu apa yang harus dilakukan dengan itu, Thomas pun mulai mendapatkan gambaran tentang yang harus dia lakukan. Dia ingin menjadi Pelari. Dia akan menjadi salah satu yang setiap hari menjelajahi Maze, mencari jalan keluar bagi mereka semua.
Suatu hari, Glade kembali kedatangan Anak Baru. Dan segala sesuatunya menjadi aneh. Keanehan pertama adalah, sang Anak Baru datang hanya sehari setelah kedatangan Thomas. Padahal Glade kedatangan Anak Baru dalam kurun waktu dua minggu sekali. Keanehan kedua, sang Anak Baru adalah seorang perempuan. Keanehan berikutnya dan sekaligus bagian paling mengerikan, adalah anak perempuan itu akan menjadi yang terakhir datang ke Glade. Dan itu cukup menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak terbayangkan akan segera terjadi.
Halaman-halaman awal The Maze Runner berjalan dengan cukup lambat. James Dashner nampaknya ingin membangun ketegangan dan misteri dengan lebih kokoh, sebelum melemparkan pembaca buku ini ke dalam petualangan mencekam Thomas dan kawan-kawannya. James dengan hati-hati, tidak terlalu membuka banyak hal tentang dunia fiktif di buku ini. James ingin membuat pembaca mengenalnya dunia itu bersama Thomas, anak laki-laki yang tampaknya sangat cerdas, yang seperti baru terlahir kembali—dalam keadaan buta sama sekali tentang dunia baru yang dihuninya. James membentangkan misteri di sepanjang kisah yang dibuka dengan banyak pertanyaan ini. Dengan cerdik, James menggiring pembacanya untuk larut dalam
kerumitan memecahkan Maze, menduga-duga tentang alasan para Kreator
memenjarakan anak-anak di dalam Glade, merinding ketika Griever—sang Monster—datang dengan
bunyi desing mengerikan, dan merasa tidak sabar untuk ikut berlari di Maze
bersama Thomas, Minho, Alby, dan Newt, demi menemukan jalan keluar, dan bahkan di akhir cerita, pembaca tidak akan berhenti bertanya dan berdebar-debar.
Saya
bersyukur karena buku-mengandung-monster ini tidak begitu berlumuran darah. Meski ada
bagian berdarah yang teramat menyakitkan, ini buku yang cukup aman bagi saya.
Biasanya, saya tidak menyukai ketegangan dan keharusan untuk menduga-duga, tapi saya bisa menikmati rasa
mendebarkan di sepanjang buku ini, dan ikut tertawa untuk lelucon yang bisa
dilontarkan cowok-cowok di antara kengerian merka menunggu giliran menjadi
korban Griever. Saya tersentuh pada bagian-bagian yang heart-warming, seperti ketika
Chuck menunjukkan perhatian pada Thomas dan Thomas menjanjikan kebebasan pada
Chuck, dan menjaminnya untuk bisa pulang ke rumah dengan selamat. Saya menikmati sensasi berdebar dan menjadi sangat bersemangat ketika suatu malam, di detik-detik terakhir sebelum pintu Glade menutup, Thomas, dengan nekad, menyusul Minho dan Alby yang belum kembali ke Glade, sehingga mereka bertiga menghabiskan malam di dalam Maze.
"Kurasa para Kreator ingin memberi tahu kita bahwa tak ada jalan keluar. Tembok-tembok ini bahkan tak bergerak lagi--semua ini seperti sebuah permainan bodoh dan hampir berakhir. Dan, mereka ingin kita kembali serta memberi tahu para Glader lain. Kau berani bertaruh berapa ketika kita kembali nanti akan menemukan sebuah Griever sedang mengambil salah satu dari mereka seperti semalam? Kurasa Gally benar--mereka hanya ingin terus membunuhi kita" (Minho kepada Thomas: 365).
Saya menyukai
karakter-karakter protagonis dalam buku ini, dan cacat yang wajar yang
dilekatkan pada karakter-karakter itu. Saya menyukai optimisme Thomas untuk
bertahan terhadap amukan Griever, caranya menyuntikkan kepercayaan diri dan optimisme
untuk melawan kebengisan yang terjadi kepada anak-anak yang ditempatkan di
Glade kepada Minho, Alby, Newt, dan yang lainnya. Meski dirinya gentar dan
tidak terlalu yakin pada keputusannya, tekad Thomas sangat menggugah. Ketika
semua orang menjadi takut, Thomas akan menjadi satu-satunya yang menunjukkan
keberanian, agar keberanian itu menular, dan menjadi peredam bagi ketakutannya—yang selalu berhasil ia tutup-tutupi—sendiri. Saya
juga menyukai Minho. Cowok berdarah Asia, seorang pelari dengan kecerdasan
emosional yang cukup stabil untuk menghadapi teror Glade. Minho memiliki
solidaritas yang total dan sungguh-sungguh. Dia menjadi yang pertama membela
Thomas ketika dia diremehkan hampir seluruh penghuni Glade. Lalu ada Alby dan
Newt, sosok pimpinan Glade dengan kharisma masing-masing. Keduanya memiliki
kemampuan mengambil keputusan dengan sigap di saat-saat kritis. Lalu karakter
minor favorit saya jatuh pada Chuck. Bukan siapa-siapa di Glade, namun memiliki
peran yang krusial di detik-detik genting.
Biasanya,
saya akan kesulitan menyukai cerita dengan latar belakang misterius dan
disamarkan dengan sengaja untuk mengejutkan pembaca secara dramatis. Tapi saya
menyukai petualangan dalam The Maze Runner yang dikisahkan melalui sudut pandang orang ketiga,
yang berhasil melibatkan saya untuk ikut menebak-nebak apa yang akan saya
hadapi selanjutnya ketika membalik halamannya lagi, seolah-olah saya bagian
dari Tim Thomas. Secara perlahan, dunia dalam The Maze Runner menguak dirinya
sendiri, dan saya bisa merasakan adrenalin saya berpacu setiap para pelari
keluar dari Glade untuk memasuki Maze, ketika Thomas berhadap-hadapan dengan
Griever, ketika pintu Glade tidak lagi menutup sehingga Griever dapat masuk
kapan saja, dan ketika Griever mulai membawa 1 anak pergi dari Glade setiap
malam.
The Maze Runner sangat imajinatif, paduan kreativitas yang total dengan kadar
kegilaan yang mengejutkan. James jelas sangat tahu caranya mengendalikan ketegangan dalam garis naik-turun yang acak dan tidak terduga. James Dashner menaburkan teka-teki di setiap
halaman buku ini. Sejak awal hingga akhir. Setiap kali satu pertanyaan
terjawab, jawaban itu akan melahirkan pertanyaan yang lain. Dan di akhir, satu
pertanyaan besar terpampang jelas, dengan jawaban yang hanya bisa ditemukan di
sekuel buku ini. Para penggemar genre fantasi dan petualangan tidak boleh
melewatkan buku ini.
Kredit Gambar |
No comments:
Post a Comment