Jumlah halaman: 232 halaman
Penulis: Lois Lowry
Penerjemah: Ariyantri
E. Tarman
Tahun terbit: 18 Agustus 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 6020306682 (ISBN13: 9786020306681)
Penghargaan sastra: Newbery Medal
(1994), Mythopoeic
Fantasy Award Nominee for Children's Literature (1994), School
Library Journal Best Book of the Year, Golden Duck
Award for Hal Clement Award for Young Adult (1994), Booklist
Editors' Choice (1994) Garden
State Book Award for Teen Fiction Grades 6-8 (1996), Rebecca
Caudill Young Reader's Book Award (1996), Buckeye
Children's Book Award for Grade 6-8 (1997), Grand
Canyon Reader Award for Teen Book (1995), Golden
Sower Award for Young Adult (1995), Sequoyah
Book Award for YA (1996), Pacific
Northwest Library Association Young Reader's Choice Award for Senior (1996),
Horn Book
Fanfare (1994), New
Mexico Land of Enchantment Award (1997), Wyoming
Soaring Eagle Nominee (1996), Regina Medal
(1994), William
Allen White Award (1996), Wyoming
Indian Paintbrush Nominee (1996)
Mereka
menyebutnya komunitas. Sebuah dunia yang begitu tertata dan berjalan dalam
pengawasan yang tanpa luput. Jonas, Sang
Terpilih adalah bagian dari komunitas itu. Dia memiliki keluarga yang
sempurna: ayah yang baik, ibu yang cerdas, dan seorang adik perempuan yang lucu
dan ceria. Jenis keluarga yang dimiliki semua orang di komunitas. Dunia Jonas
sangatlah nyaman dan tampak menyenangkan. Sebuah dunia masa depan yang tanpa
rasa sakit dan tak mengenal emosi.
Sampai di suatu Desember, ketika Jonas
menjadi Dua Belas, dan mendapatkan Penugasan. Jonas terpilih menjadi Sang Penerima Ingatan. Dia mulai
merasakan rasa sakit. Jonas tidak lagi—karena memang tidak boleh
lagi—mendapatkan perawatan atau pengobatan untuk setiap kesakitannya. Baik luka
fisik, maupun setiap dorongan yang
dia rasakan. Dia mulai meninggalkan dunia
hitam-putih-nya dan akhirnya bisa melihat warna. Perlahan dia mengenali
beragam emosi. Tetapi yang paling menyakitkan adalah, Jonas menanggung semua
kesakitan itu sendirian. Dia tidak boleh menceritakan apa pun kepada siapa pun,
termasuk keluarga dan sahabat terbaiknya, Asher. Menjadi Penerima Ingatan telah membuat Jonas kehilangan masa bermainnya
yang menyenangkan, dan waktu-waktu berharga dengan sahabatnya.
Suatu
hari, Jonas akhirnya mengetahui apa arti pelepasan.
Dalam komunitas, setiap anggota komunitas yang mengalami ketidakteraturan tak terselamatkan atau
dengan kata lain, mengganggu keseimbangan hidup dalam komunitas, akan dilepaskan. Bayi-bayi yang selalu rewel di tengah malam, anggota
komunitas yang tidak bersedia mematuhi aturan, dan para lansia yang makin tidak
berdaya dari hari ke hari. Mereka akan dilepaskan.
Suatu hari, setelah Jonas menerima cukup banyak ingatan tentang kehidupan
masa lalu dari Sang Pemberi, ketika
dia akhirnya menyadari makna dilepaskan, dia
pun merasa tidak bisa tinggal diam.
Dia anehnya tidak merasa takut atau menyesal meninggalkan komunitas. Tetapi dia merasakan kesedihan mendalam lantaran harus meninggalkan teman terdekatnya. Karena pelariannya berbahaya, dia tahu dia harus sepenuhnya hening; tetapi dengan segenap hati dan pikiran, dia berseru dan berharap bahwa dengan Kemampuan Mendengar Lebih, Sang Pemberi akan tahu Jonas sudah mengucapkan selamat tinggal (halaman 196).
Ini
adalah sebuah buku dengan premis yang luar biasa cemerlang. Apalagi jika
mengingat bahwa buku ini pertama kali diterbitkan dua puluh satu tahun silam.
Masa ketika kemampuan menciptakan gagasan-gagasan orisinal yang liar tidak
dimiliki banyak orang. Sebuah premis yang menyentak, yang lahir dari spekulasi
tentang kehidupan yang seringkali tidak lagi kita pertanyakan setelah kita
telah merasa begitu aman dan nyaman.
The Giver adalah sebuah distopia tentang hilangnya ingatan. Tentang sebuah dunia yang didesain dengan begitu
monoton dan seragam. Tentang penjara bernama kenyamanan. Tentang sebuah zaman yang dengan sengaja ingin
menghapus sejarah peradaban. Sebuah upaya pelupaan tentang masa lalu yang penuh
warna, serta kesakitan karena cinta dan perang. Jonas, dengan keluguan jiwa
mudanya, perlahan merasakan bahwa ada yang salah dengan komunitas mereka. Dunia
mereka. Jonas adalah representasi dari pemuda yang selalu mempertanyakan segala
sesuatu, bertindak dalam gelora impulsif yang berbahaya. Tapi terkadang, hal
demikianlah yang dibutuhkan untuk sebuah perubahan yang berarti.
Ada
beberapa gagasan yang menyentak dari The Giver. Tentang keluarga yang didesain oleh keputusan komunitas. Saya
bertanya-tanya, bagaimana jadinya jika suatu ketika, cinta tidak lagi menjadi
dasar pelestarian manusia? Juga tentang penugasan
bagi setiap anggota komunitas. Tugas sebagai Ibu Kandung sangat menarik perhatian saya. Ibu Kandung ini
difasilitasi dengan baik, dipersiapkan untuk melahirkan anak yang sehat. Yang
setelah masa produktivitasnya menurun, akhirnya hanya menjadi pekerja kasar.
Saya pun tidak bisa menutup-nutupi pertanyaan yang melintas di benak saya, mungkinkah
di suatu ketika, menjadi Ibu Kandung tidak lagi memuliakan hidup seorang
perempuan? Bergesernya nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat modern hari ini,
membuat seolah gagasan-gagasan di atas terasa begitu mungkin terjadi.
Yang
unik dari The Giver adalah, alurnya yang terasa begitu lambat sehingga
nyaris membosankan di awal—andai saja tidak mengingat rasa penasaran yang
memunculkan beragam pertanyaan. Lalu perlahan, pembaca akan menyadari, bahwa
demikianlah Dunia Jonas. Ia adalah
sebuah dunia di mana waktu terasa bergulir dengan lambat. Komunitas Jonas
berjalan tanpa riak yang berarti. Sebatang kehidupan tanpa pergolakan.
Selain
itu, keunikan juga terletak pada akhir kisahnya yang mengundang beragam
interpretasi. Lois Lowry dengan kerendahan hatinya, mengundang pembacanya untuk
menciptakan akhir kisah versi mereka sendiri-sendiri. Dan ia belum sekali pun
menyalahkan satu dari sekian banyak akhir kisah yang ditulis pembacanya. Seolah
menegaskan bahwa apa pun akhir yang mereka pilih, mereka akan selalu benar.
Buku
yang telah meraih sederet penghargaan ini, telah diadaptasi dalam film layar
lebar yang dirilis Oktober silam. Sebuah distopia yang penuh renungan, sangat layak melengkapi koleksi buku-buku bagus Anda di rumah.
kredit gambar |
No comments:
Post a Comment