Pages

Tuesday, May 29, 2018

Kisah Muram tentang Upaya Merawat Nurani dan Kekuatan Manusia Untuk Bertahan Hidup

Penulis: Ruta Sepetys
Halaman: Paperback, 396 halaman
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: Desember 2014
ISBN13: 9786021306451

Aku bergaun tidur saat mereka mencidukku. Ketika kurenungkan kembali, tanda-tandanya sudah ada—foto-foto keluarga yang dibakar dalam perapian, Ibu memasukkan perhiasan dan peralatan makan perak terbaiknya ke balik lapisan dalam mantel yang kemudian dijahitnya saat larut malam, dan Papa tidak pulang dari kerja …. Baru belakangan kusadari bahwa Papa dan Ibu bermaksud melarikan diri. Kami tidak melarikan diri. Kami diciduk (halaman 2).

Soviet menduduki Lithuania dan mendeportasi orang-orang yang dianggap anti-soviet. Lina dan keluarganya terusir dari rumah mereka. Bersama ibu dan adik lelakinya, Jonas, Lina berdesak-desakan dengan puluhan penduduk Lithuania malang lainnya dalam satu gerbog sempit. Tanpa cahaya matahari, nyaris tanpa udara, tanpa toilet, dan nyaris tanpa makanan. Setelah perjalanan dalam gerbong neraka selama berminggu-minggu, Linda dan keluarganya menjadi pekerja paksa di laldang bit. Mendapat perlakuan semana-mena dan tidak manusiawi dari para tentara. Tapi orang-orang Lithuania memiliki cara mereka sendiri untuk menghibur diri dan tertawa, di sela-sela upaya keras mereka untuk bertahan hidup dan seisa mungkin menopang kehidupan orang lain di sekeliling mereka.Between Shades of Gray adalah kisah muram dan mencekam tentang kehidupan korban Perang Dunia II—yang ditulis dengan indah dan lembut. Deskripsi Ruta Sepetys sangat filmis dan kuat, sehingga mampu menyihir pembaca untuk terus membaca dan tidak berhenti sebelum selesai. Between Shades of Gray adalah buku yang ingin cepat-cepat saya singkirkan dari pangkuan saya tapi tidak bisa berhenti saya baca. Saya geram terhadap tentara-tentara Soviet yang tidak punya nurani—seolah Tuhan lupa memasangkan hati ke dalam dada mereka saat mereka diciptakan. Saya terharu pada kebaikan hati orang-orang Lithuania yang masih bisa memikirkan orang lain sementara mereka sebenarnya tidak yakin seberapa lama lagi mereka akan bertahan hidup. Saya merasa hangat atas kedermawanan ibu Lina, juga persahabatannya dengan Mrs. Rimas dan Miss Grybas. Saya berdebar-debar ketika Andrius—cowok tampan yang ditemui Lina di dalam gerbong neraka—menemui Lina dan mengatakan sesuatu dalam bahasa Rusia yang tidak dipahami Lina. Saya menyukai interaksi-interaksi singkat mereka yang manis dan berkesan serta bagaimana hubungan istimewa di antara mereka terjalin dengan alami di tengah kecamuk perang.
“Terkadang, kebaikan disampaikan dengan cara yang kikuk. Tapi, dalam kekikukannya, itu jauh lebih tulus jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh para lelaki terkenal di dalam buku  buku yang kau baca. Ayahmu sangat kikuk. Terkadang ada semacam keindahan dalam kekikukan.”
(Dikutip dari dialog Mrs. Vikas dengan Lina: halaman 176-177)
“Lina, pikirkan apa yang akan dikatakan oleh ayahmu. Perlakuan yang salah terhadap diri kita tidak memberi kita hal untuk melakukan hal yang keliru. Kau tahu itu.”
(Mrs. Vilkas kepada Lina: halaman 346)
Kisah-kisah tentang perang selalu mengajarkan banyak hal kepada kita. Dalam perang, seseorang bisa kehilangan nyawa dengan cara semudah seseorang melempar koin ke dalam semak lalu berjalan pergi. Saya bergidik ngeri ketika membaca dialog salah seorang korban perang dalam buku ini yang lebih berharap dia mati saja ketimbang menjalani hidup di bawah penindasan: bekerja di kamp kerja paksa dengan jatah makan roti seberat tiga ratus gram, dan sebagainya.
Melalui Between Shades of Gray, Ruta Sepetys—yang merupakan putri dari seorang pengungsi Lithuania—mencoba mengajak orang-orang untuk mengenang tragedi kemanusiaan pada Perang Dunia II. Mematrikan sudut kecil lain dalam sejarah yang luput dari perhatian, dan menggemakan suara-suara dari masa lalu yang tidak pernah didengar dunia, ke dalam benak kita. Agar kita selalu ingat untuk menghidupkan cinta di hati kita, bagi semua orang. Between Shades of Gray adalah kisah tentang mengasihi di tengah kesengsaraan dan penderitaan. Tentang merawat nurani bahkan ketika tidak ada lagi nurani yang sudi memberi ruang bagi siapa pun. Cerita ini adalah pelajaran tentang betapa kuatnya manusia dengan kehidupan yang mereka bawa serta di dalam dirinya.
Buku ini menghantui saya selama berhari-hari setelah membalik halaman terakhirnya. Tanpa banyak menuliskan kutipan-kutipan kritis dan kontemplatif, Ruta Sepetys bisa membawa kita menualangi nurani kita sendiri, menyusuri setiap relungnya, dan memaknai setiap hal kecil dari kisah ini untuk mematrikannya sebagai relik di sana. Dan ketika kita akhirnya keluar dari relung terdalam, menyelesaikan petualangan paling personal itu, kita akan mendapati diri kita menuliskan kutipan-kutipan kita sendiri. Ya, sekuat itulah kisah ini. Dan, tentu saja, sehebat itulah Ruta Sepetys.
[Referensi untuk Beetween Shades of Gray bisa di lihat di sini]

Ulasan ini diikutkan dalam tantangan POPSUGAR Reading Challenge 2018

untuk kategori 'Buku Tentang Kematian dan Kesedihan'

 Klik gambar untuk membaca info
Klik gambar untuk membaca  info

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...