Judul buku: The White Wedding
Penulis: Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie
Halaman:
Paperback, 244 halaman
Penerbit: Pastel
Books
Tahun terbit: April
2016
ISBN13: 9786027870659
Papa adalah bintang kurcaci putih. Bintang yang tetap bertahan melalui
semangatnya. Mungkin, Papa yang masih hidup sampai hari ini adalah keajaiban. Atau,
kekuatan. Atau, keduanya. Sierra yang bilang kalau warna putih adalah lambang keajaiban.
Warna Tuhan.
(Elphira: halaman 31)
Elphira adalah gadis berusia
sebelas yang hanya hidup dengan ayah dan neneknya. Dia tidak pergi ke sekolah
sebab dia seorang gadis albino: sinar matahari adalah kerepotan besar baginya. Jadi,
dia hanya belajar di rumah. Awalnya, hanya dengan ayahnya, sampai ayahnya yang
mengidap penyakit serius menjadi mudah lelah dan lebih banyak menghabiskan
waktu di rumah sakit. Elphira mempelajari apa pun: salah satunya adalah
merajut. Elphira membenci warna putih sebab warna putih sudah terbukti
berhubungan dengan hal-hal buruk dalam hidupnya. Tapi ada Sierra, anak
laki-laki berambut merah, yang adalah guru private Elphira, yang selalu
berusaha membuat Elphira menyadari keindahan dan keajaiban dalam warna putih.
Tidak berapa lama sejak mulai membaca White Wedding, buku ini langsung mengingatkan saya pada Cecilia & Malaikat Ariel
karya Jostein Gaarder. Interaksi antara Elphira dan Sierra benar-benar
mengingatkan saya pada interaksi Cecilia dan Ariel dari buku karya Jostein
Gaarder. Elphira dan Cecilia yang penuh rasa ingin tahu dan tidak senormal
orang lain. Lalu, Sierra dan Ariel yang tahu banyak hal tentang alam semesta
dan kehidupan. Elphira dan Sierra, seperti halnya Cecilia dan Ariel, berbicara
tentang makna hidup, cara kerja alam semesta dan kehidupan, dalam upaya Sierra menghibur
Elphira dan membuatnya menyukai warna putih dengan mengupas keajaiban-keajaiban
dalam warna putih dan hal berwarna putih. White Wedding, bisa dibilang, versi
ringan dari kisah Cecilia & Malaikat Ariel, dengan bumbu romansa dan isu
disfungsi keluarga.
“Mengapa Tuhan menciptakan rasa
sakit?”
“Karena, kita harus belajar untuk mengasihi. Agar kita enggak membuat
orang lain merasa sakit. Orang yang enggak tahu rasanya sakit, enggak akan
segan membuat orang lain merasa sakit.”
(Dikutip dari dialog
Elphira dan Sierra: halaman 63)
“Kamu tahu, sebetulnya ada nama untuk pertanyaan manusia tentang Tuhan. Ketika
mereka menanyakan mengapa ada hal buruk terjadi di dunia. Namanya problema
teodesi. Mengapa Tuhan enggak menciptakan dunia tanpa kesedihan di dalamnya,
mengapa Tuhan enggak menciptakan dunia yang sempurna … pertanyaan-pertanyaan
seperti itu.”
(Dikutip dari dialog
Elphira dan Sierra: halaman 101)
White Wedding adalah kisah yang
dituturkan dengan ringan—mengingat naratornya adalah gadis berusia sebelas
tahun, namun, berpikiran sangat dewasa—dan lincah: sangat khas Ziggy, dipenuhi
dialog-dialog yang mengalir dengan lembut. Jenis buku yang bisa dihabiskan dalam
sekali duduk. Ada banyak adegan yang sangat menyentuh dalam buku ini. Bagian terfavorit
saya adalah interaksi Elphira dengan ibunya. Juga interaksi-interaksi Elphira
dengan ayahnya. Bagaimana kedekatan di antara Elphira dan ibunya terbangun
dalam dialog-dialog yang ringan dan adegan-adegan yang hangat. Juga kehangatan
antara Elphira dengan ayahnya dalam obrolan-orolan singkat dan adegan-adegan
manis. Jangan terkejut jika adegan-adegan tertentu akan membuatmu menangis
karena tersentuh atau karena merasa sangat terhubung dengan bagian-bagian
tersebut.
“Hanya orang bodoh yang menikah. Semua orang bilang begitu. Tapi kamu tahu? Hanya orang bodoh yang bisa bahagia.”
(Dikutip dari dialog
Papa dengan Elphira: halaman 121)
“Elphira, Tuhan menciptakanmu berbeda karena Tuhan ingin lebih mudah
mengenalimu di antara lautan manusia lainnya. Dia ingin segera mengenalimu ketika
kamu mengulurkan tangan ketika meminta bantuan, ketika kamu menangis, dan
ketika berdoa …. Dia mencintaimu. Karenanya, Dia membuatmu istimewa. Tapi, Dia
lebih mencintai Papa. Karena, Dia memberikanmu kepada Papa. Karena, Dia
memberikan kesempatan kepada Papa untuk dicintai olehmu begitu besar, begitu
dalam. Karena, Dia memberikan kesempatan kepada Papa untuk mencintaimu.”
(Papa kepada Elphira:
halaman 222)
White Wedding akan membuatmu
merenungkan hal-hal tentang hidupmu. Sesekali, di tengah membaca, kamu akan
berhenti sejenak untuk memikirkan obrolan-obrolan Elphira dengan Sierra atau
Elphira dengan Papa, dan kamu merasa seakan kamu sedang bercermin. Lalu yang
kamu lakukan selanjutnya adalah melipat halaman tertentu atau menyelipkan
bookmark atau mencoretkan highlighter,
agar kamu bisa menemukannya lagi dengan mudah untuk kamu baca kembali di lain
waktu. Ini adalah sebuah dongeng filosofis tentang cinta, keluarga, dan
penerimaan akan hal-hal di luar kendali yang terjadi di hidup kita. Saya merekomendasikan
buku ini pada pembaca dan penikmat kisah-kisah young adult yang sarat akan nilai-nilai tentang hidup.
Ulasan ini diikutkan dalam tantangan POPSUGAR Reading Challenge 2018 untuk kategori 'Buku yang Ditulis Penulis Lokal'
![]() |
Klik gambar untuk membaca info |
No comments:
Post a Comment