Pages

Friday, May 25, 2018

Dongeng Filosofis Tentang Cinta, Keluarga, dan Penerimaan Akan Hidup

Judul buku: The White Wedding
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Halaman: Paperback, 244 halaman
Penerbit: Pastel Books
Tahun terbit: April 2016
ISBN13: 9786027870659

Papa adalah bintang kurcaci putih. Bintang yang tetap bertahan melalui semangatnya. Mungkin, Papa yang masih hidup sampai hari ini adalah keajaiban. Atau, kekuatan. Atau, keduanya. Sierra yang bilang kalau warna putih adalah lambang keajaiban. Warna Tuhan.
(Elphira: halaman 31)

Elphira adalah gadis berusia sebelas yang hanya hidup dengan ayah dan neneknya. Dia tidak pergi ke sekolah sebab dia seorang gadis albino: sinar matahari adalah kerepotan besar baginya. Jadi, dia hanya belajar di rumah. Awalnya, hanya dengan ayahnya, sampai ayahnya yang mengidap penyakit serius menjadi mudah lelah dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Elphira mempelajari apa pun: salah satunya adalah merajut. Elphira membenci warna putih sebab warna putih sudah terbukti berhubungan dengan hal-hal buruk dalam hidupnya. Tapi ada Sierra, anak laki-laki berambut merah, yang adalah guru private Elphira, yang selalu berusaha membuat Elphira menyadari keindahan dan keajaiban dalam warna putih.
Tidak berapa lama sejak mulai membaca White Wedding, buku ini langsung mengingatkan saya pada Cecilia & Malaikat Ariel karya Jostein Gaarder. Interaksi antara Elphira dan Sierra benar-benar mengingatkan saya pada interaksi Cecilia dan Ariel dari buku karya Jostein Gaarder. Elphira dan Cecilia yang penuh rasa ingin tahu dan tidak senormal orang lain. Lalu, Sierra dan Ariel yang tahu banyak hal tentang alam semesta dan kehidupan. Elphira dan Sierra, seperti halnya Cecilia dan Ariel, berbicara tentang makna hidup, cara kerja alam semesta dan kehidupan, dalam upaya Sierra menghibur Elphira dan membuatnya menyukai warna putih dengan mengupas keajaiban-keajaiban dalam warna putih dan hal berwarna putih. White Wedding, bisa dibilang, versi ringan dari kisah Cecilia & Malaikat Ariel, dengan bumbu romansa dan isu disfungsi keluarga.
“Mengapa Tuhan menciptakan rasa sakit?”
“Karena, kita harus belajar untuk mengasihi. Agar kita enggak membuat orang lain merasa sakit. Orang yang enggak tahu rasanya sakit, enggak akan segan membuat orang lain merasa sakit.”
(Dikutip dari dialog Elphira dan Sierra: halaman 63)
“Kamu tahu, sebetulnya ada nama untuk pertanyaan manusia tentang Tuhan. Ketika mereka menanyakan mengapa ada hal buruk terjadi di dunia. Namanya problema teodesi. Mengapa Tuhan enggak menciptakan dunia tanpa kesedihan di dalamnya, mengapa Tuhan enggak menciptakan dunia yang sempurna … pertanyaan-pertanyaan seperti itu.”
(Dikutip dari dialog Elphira dan Sierra: halaman 101)
White Wedding adalah kisah yang dituturkan dengan ringan—mengingat naratornya adalah gadis berusia sebelas tahun, namun, berpikiran sangat dewasa—dan lincah: sangat khas Ziggy, dipenuhi dialog-dialog yang mengalir dengan lembut. Jenis buku yang bisa dihabiskan dalam sekali duduk. Ada banyak adegan yang sangat menyentuh dalam buku ini. Bagian terfavorit saya adalah interaksi Elphira dengan ibunya. Juga interaksi-interaksi Elphira dengan ayahnya. Bagaimana kedekatan di antara Elphira dan ibunya terbangun dalam dialog-dialog yang ringan dan adegan-adegan yang hangat. Juga kehangatan antara Elphira dengan ayahnya dalam obrolan-orolan singkat dan adegan-adegan manis. Jangan terkejut jika adegan-adegan tertentu akan membuatmu menangis karena tersentuh atau karena merasa sangat terhubung dengan bagian-bagian tersebut.
“Hanya orang bodoh yang menikah. Semua orang bilang begitu. Tapi kamu  tahu? Hanya orang bodoh yang bisa bahagia.”
(Dikutip dari dialog Papa dengan Elphira: halaman 121)
“Elphira, Tuhan menciptakanmu berbeda karena Tuhan ingin lebih mudah mengenalimu di antara lautan manusia lainnya. Dia ingin segera mengenalimu ketika kamu mengulurkan tangan ketika meminta bantuan, ketika kamu menangis, dan ketika berdoa …. Dia mencintaimu. Karenanya, Dia membuatmu istimewa. Tapi, Dia lebih mencintai Papa. Karena, Dia memberikanmu kepada Papa. Karena, Dia memberikan kesempatan kepada Papa untuk dicintai olehmu begitu besar, begitu dalam. Karena, Dia memberikan kesempatan kepada Papa untuk mencintaimu.”
(Papa kepada Elphira: halaman 222)
White Wedding akan membuatmu merenungkan hal-hal tentang hidupmu. Sesekali, di tengah membaca, kamu akan berhenti sejenak untuk memikirkan obrolan-obrolan Elphira dengan Sierra atau Elphira dengan Papa, dan kamu merasa seakan kamu sedang bercermin. Lalu yang kamu lakukan selanjutnya adalah melipat halaman tertentu atau menyelipkan bookmark atau mencoretkan highlighter, agar kamu bisa menemukannya lagi dengan mudah untuk kamu baca kembali di lain waktu. Ini adalah sebuah dongeng filosofis tentang cinta, keluarga, dan penerimaan akan hal-hal di luar kendali yang terjadi di hidup kita. Saya merekomendasikan buku ini pada pembaca dan penikmat kisah-kisah young adult yang sarat akan nilai-nilai tentang hidup.

Ulasan ini diikutkan dalam tantangan POPSUGAR Reading Challenge 2018 untuk kategori 'Buku yang Ditulis Penulis Lokal'

Klik gambar untuk membaca info



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...