Pages

Wednesday, October 11, 2017

Jakarta Sebelum Pagi: Cerita Cinta Dalam Negeri Pertama yang Memikat Saya Sampai Akhir

Judul buku: Jakarta Sebelum Pagi
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Halaman: Paperback, 272 halaman
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: September 4th 2016
ISBN: 6020989976 (ISBN13: 9786020989976)

Emina dimata-matai seseorang. Itu dugaan awalnya. Ada bunga yang diterbangkan balon yang sampai ke balkon kamar apartemenya. Dan akhirnya, sepucuk surat yang diselipkan ke bawah pintunya. Meski si (maaf), Babi Yanpi Nissa—sahabat Emina—melarangnya berurusan dengan stalker kota seberbahaya Jakarta, tapi Emina memang tidak bisa dihentikan. Lagipula Emina tidak dekat dengan banyak orang—kecuali para jompo yang terdiri dari kakek dan dua neneknya, juga Pak Meneer, sang tetangga yang hobi baca novel. Jika seseorang menaruh minat terhadapnya, maka itu pastilah bukan sesuatu yang harus diabakan. Perburuan stalker yang dilakukan Emina membawanya bertemu Suki, anak kecil penjaga resto yang terletak di depan tower apartemen Emina, yang berbicara seperti orang dewasa. Lewat Sukilah Emina mengetahui identitas sang Stalker.

Emina pikir, setelah menemukan sang Stalker, semuanya akan berakhir. Nyatanya, dia harus berhadapan dengan rahasia lain yang tidak bisa dia diamkan—menginga sifat keponya Emina memang cukup legendaris. Bersama sang Stalker, Emina memecahkan teka-teki dalam surat-surat milik Pak Meneer bersama seseorang. Menualangi Jakarta dini hari, Emina dan sang Stalker dikejutkan oleh kisah cinta tragis Pak Meneer yang tidak bisa dibayangkan siapa pun.
Jakarta Sebelum Pagi adalah buku kedua yang saya baca dari Ziggy Zezsyazeoviennazabriskie setelah Di Tanah Lada (sayangnya saya belum mereview Di Tanah Lada—meski sudah membacanya sejak tahun lalu—karena masih hangover sebagai efek pascamembaca). Setelah mengkhatamkan Di Tanah Lada, saya sudah menetapkan Ziggy Zezsya sebagai penulis tanah air yang karyanya akan selalu saya buru. Saya cukup excited dengan buku ini saat hunting karena buku ini bergenre urban romance. Berbeda dengan Di Tanah Lada yang nyastra. Yah, ini memang pengkotak-kotakkan yang kurang menyenangkan. Seolah-olah jika membaca novel yang bukan sastra wangi, pembaca mendadak menjadi spesies tidak berotak. Dan Jakarta Sebelum Pagi akan mematahkan kredo arogan itu, sebab buku ini tergolong cerdas untuk ukuran buku fiksi yang sangat menyenangkan untuk diikuti.
Apa saja yang saya sukai dari buku ini?
1.       Judul babnya ditulis dengan gaya luwes dan tengil dan kocak.
Biasanya, judul bab novel fiksi ditulis singkat-singkat, disarikan dari keseluruhan isi bab. Tapi di Jakarta Sebelum Pagi, Zezsya menuliskannya dengan gaya yang fun dan, menurut saya, sangat trendi dan segar. Misalnya: Operasi Bunga Terbang. Nggak Bisa Bahasa Serbia, Tapi Ini Cuplikan Puisinya Dalam Bahasa Asli. Ternyata Toko BUnga di Depan Menara Apartemen Dibaca ‘Keiko’. Bahwa Sesungguhnya Makan Lele Dapat Meningkatkan Semangat Kepo. Melankoli Seekor Babi Kalut. Ubin Adalah Makhluk Sejahtera. Ini adalah Saat yang Tepat Untuk Berpura-Pura Jadi Bentuk Lain. Dan masih banyak lagi, sehingga tidak bisa saya tuliskan semuanya meski saya sangat ingin. Saya bahkan sangat menunggu-nunggu untuk mengetahui judul bab selanjutnya saat sedang asyik menikmati bab-babnya.

2.       Meski ditulis dengan sangat ringan, Jakarta Sebelum Pagi tidak kehilangan bobotnya.
Bobot Jakarta Sebelum Pagi terasa dalam narasi dan dialog yang dihadirkan Zezsya dengan kelucuan yang mengock perut, bernas, serta sarat isi. Berikut saya kutipkan salah satu percakapan Emina dengan Suki:
Tumbuh dewasa rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi, begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. Makanya, orang dewasa pakai makeup, berdandan rapi, pakai baju bagus … Karena kalua nggak, nggak aka nada yang melihat mereka. Penampilan, bagi orang dewasa, itu seperti baju imtuk manusia transparan—membuat orang sadar kaau mereka ada. Karena biasanya, di dunia orang dewasa, orang-orang nggak punya cukup perhatian untuk menunggu kamu bicara dan bilang kalau kamu ada [hal. 40-41].
3.       Jakarta Sebelum Pagi sangat memikat sampai akhir.
Ada banyak buku yang bagus, tapi tidak semuanya bisa menyeret pembacanya untuk tidak kehilangan minat baca dengan kadar fokus yang konstan dari awal ingga akhir. Jakarta Sebelum Pagi adalah salah satu buku yang seperti itu. Saya tidak bosan untuk terus mengikuti kelucuan tingkah Emina dan isi kepalanya yang ajaib itu. Setiap sequence-nya menjanjikan kelanjutan yang membuat penasaran. Ditulis dengan lincah, Jakarta Sebelum Pagi tidak kehilangan daya pikatnya sampai akhir.

4.       Kejutan di akhir cerita adalah sesuatu yang memang layak ditunggu.
Dibuka dengan kritik yang lucu dan menggemaskan khas Emina (atau mungkin tepatnya khas Ziggy Zezsya, karena yang nulis ‘kan dia), saya tidak menduga jika buku ini menyimpan sesuatu yang gelap di ujungnya. Awalnya, asal usul sang Stalker, lalu kejutan di akhir cerita. Sama sekali tidak tertebak. Semua orang senang dibodohi berlama-lama. Ha! Bukan, bukan begitu. Kalian pasti paham maksud baik saya :)
Pada akhirnya,  apa yang tidak saya sukai dari buku ini? Tidak ada!
Jakarta Sebelum Pagi adalah bacaan yang ingin saya rekomendasikan pada siapa pun yang menyukai genre light romance ber-pace cepat dan page turning, cerdas, dan mengejutkan. Ini adalah cerita cinta pertama dari penulis dalam negeri yang menarik perhatian saya dari awal sampai akhir. Saya akan segera memburu buku-buku Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie lainnya. Kalian juga harus baca Ziggy Zezsya. Setidaknya, sekali dalam seumur hidup. Agar kalian bisa tertawa dan menjadi lele atau babi kalut bahagia.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...