Judul buku: Jakarta
Sebelum Pagi
Penulis:
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Halaman:
Paperback, 272 halaman
Penerbit:
Grasindo
Tahun
terbit: September 4th 2016
ISBN: 6020989976 (ISBN13: 9786020989976)
Emina dimata-matai
seseorang. Itu dugaan awalnya. Ada bunga yang diterbangkan balon yang sampai ke
balkon kamar apartemenya. Dan akhirnya, sepucuk surat yang diselipkan ke bawah
pintunya. Meski si (maaf), Babi Yanpi Nissa—sahabat
Emina—melarangnya berurusan dengan stalker
kota seberbahaya Jakarta, tapi Emina memang tidak bisa dihentikan. Lagipula
Emina tidak dekat dengan banyak orang—kecuali para jompo yang terdiri dari
kakek dan dua neneknya, juga Pak Meneer, sang tetangga yang hobi baca novel.
Jika seseorang menaruh minat terhadapnya, maka itu pastilah bukan sesuatu yang
harus diabakan. Perburuan stalker yang
dilakukan Emina membawanya bertemu Suki, anak kecil penjaga resto yang terletak
di depan tower apartemen Emina, yang berbicara seperti orang dewasa. Lewat Sukilah
Emina mengetahui identitas sang Stalker.
Emina pikir, setelah
menemukan sang Stalker, semuanya akan
berakhir. Nyatanya, dia harus berhadapan dengan rahasia lain yang tidak bisa
dia diamkan—menginga sifat keponya Emina memang cukup legendaris. Bersama sang Stalker, Emina memecahkan teka-teki
dalam surat-surat milik Pak Meneer bersama seseorang. Menualangi Jakarta dini
hari, Emina dan sang Stalker dikejutkan
oleh kisah cinta tragis Pak Meneer yang tidak bisa dibayangkan siapa pun.
Jakarta Sebelum Pagi adalah
buku kedua yang saya baca dari Ziggy Zezsyazeoviennazabriskie setelah Di Tanah
Lada (sayangnya saya belum mereview Di Tanah Lada—meski sudah membacanya sejak tahun
lalu—karena masih hangover sebagai
efek pascamembaca). Setelah mengkhatamkan Di Tanah Lada, saya sudah menetapkan
Ziggy Zezsya sebagai penulis tanah air yang karyanya akan selalu saya buru.
Saya cukup excited dengan buku ini
saat hunting karena buku ini bergenre
urban romance. Berbeda dengan Di
Tanah Lada yang nyastra. Yah, ini
memang pengkotak-kotakkan yang kurang menyenangkan. Seolah-olah jika membaca
novel yang bukan sastra wangi, pembaca
mendadak menjadi spesies tidak berotak. Dan
Jakarta Sebelum Pagi akan mematahkan kredo arogan itu, sebab buku ini tergolong
cerdas untuk ukuran buku fiksi yang
sangat menyenangkan untuk diikuti.
Apa saja yang saya sukai
dari buku ini?
1.
Judul babnya ditulis dengan gaya luwes dan
tengil dan kocak.
Biasanya, judul bab novel fiksi ditulis
singkat-singkat, disarikan dari keseluruhan isi bab. Tapi di Jakarta Sebelum
Pagi, Zezsya menuliskannya dengan gaya yang fun
dan, menurut saya, sangat trendi dan segar. Misalnya: Operasi Bunga Terbang. Nggak Bisa Bahasa Serbia, Tapi Ini Cuplikan
Puisinya Dalam Bahasa Asli. Ternyata Toko BUnga di Depan Menara Apartemen
Dibaca ‘Keiko’. Bahwa Sesungguhnya Makan Lele Dapat Meningkatkan Semangat Kepo.
Melankoli Seekor Babi Kalut. Ubin Adalah Makhluk Sejahtera. Ini adalah Saat
yang Tepat Untuk Berpura-Pura Jadi Bentuk Lain. Dan masih banyak lagi,
sehingga tidak bisa saya tuliskan semuanya meski saya sangat ingin. Saya bahkan
sangat menunggu-nunggu untuk mengetahui judul bab selanjutnya saat sedang asyik
menikmati bab-babnya.
2.
Meski ditulis dengan sangat ringan, Jakarta Sebelum Pagi tidak kehilangan
bobotnya.
Bobot Jakarta Sebelum Pagi terasa
dalam narasi dan dialog yang dihadirkan Zezsya dengan kelucuan yang mengock
perut, bernas, serta sarat isi. Berikut saya kutipkan salah satu percakapan
Emina dengan Suki:
Tumbuh dewasa
rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi, begitu
dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. Makanya, orang dewasa
pakai makeup, berdandan rapi, pakai baju bagus … Karena kalua nggak, nggak aka
nada yang melihat mereka. Penampilan, bagi orang dewasa, itu seperti baju imtuk
manusia transparan—membuat orang sadar kaau mereka ada. Karena biasanya, di
dunia orang dewasa, orang-orang nggak punya cukup perhatian untuk menunggu kamu
bicara dan bilang kalau kamu ada [hal. 40-41].
3.
Jakarta Sebelum Pagi sangat memikat sampai
akhir.
Ada banyak buku yang bagus, tapi
tidak semuanya bisa menyeret pembacanya
untuk tidak kehilangan minat baca dengan kadar fokus yang konstan dari awal
ingga akhir. Jakarta Sebelum Pagi adalah salah satu buku yang seperti itu. Saya
tidak bosan untuk terus mengikuti kelucuan tingkah Emina dan isi kepalanya yang
ajaib itu. Setiap sequence-nya menjanjikan kelanjutan yang
membuat penasaran. Ditulis dengan lincah, Jakarta Sebelum Pagi tidak kehilangan daya pikatnya sampai akhir.
4.
Kejutan di akhir cerita adalah sesuatu yang
memang layak ditunggu.
Dibuka dengan kritik yang lucu
dan menggemaskan khas Emina (atau mungkin tepatnya khas Ziggy Zezsya, karena
yang nulis ‘kan dia), saya tidak menduga jika buku ini menyimpan sesuatu yang gelap di ujungnya. Awalnya, asal usul
sang Stalker, lalu kejutan di akhir
cerita. Sama sekali tidak tertebak. Semua orang senang dibodohi berlama-lama.
Ha! Bukan, bukan begitu. Kalian pasti paham maksud baik saya :)
Pada akhirnya, apa yang tidak saya sukai dari buku ini?
Tidak ada!
Jakarta Sebelum Pagi adalah
bacaan yang ingin saya rekomendasikan pada siapa pun yang menyukai genre light romance ber-pace cepat
dan page turning, cerdas, dan mengejutkan. Ini adalah cerita cinta pertama dari penulis dalam negeri yang menarik perhatian saya dari awal sampai akhir. Saya
akan segera memburu buku-buku Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie lainnya. Kalian juga harus baca Ziggy Zezsya.
Setidaknya, sekali dalam seumur hidup. Agar kalian bisa tertawa dan menjadi
lele atau babi kalut bahagia.
No comments:
Post a Comment