
Jumlah halaman: 384 halaman
Penulis: Marissa Meyer
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Penerbit: Spring
Tahun terbit: Januari 2016
ISBN13: 9786027150546
Penghargaan: Abraham Lincoln Award Nominee (2014), Goodreads Choice Award Nominee for Best Young Adult Fantasy & Science Fiction (2012)
Semua
tangga miliknya dilapisi dengan ter,
dan
ketika Cinder berlari menuruni tangga itu,
sepatu
kirinya terjebak di sana.
Namun, segalanya tidak
berjalan seperti yang diharapkan. Letumosis
ikut merenggut nyawa pemimpin Persemakmuran Timur, Kaisar Rikan. Tragedi wafatnya
Kaisar Rikan membawa Persemakmuran Timur dalam dilema baru yang jauh lebih
mengerikan dari letumosis. Kesepakatan
politik antarplanet yang sedang diupayakan oleh Bumi dan Bulan berada dalam
ketidakpastian. Pemimpin Bulan, Ratu Levana yang cantik dan tiranik, mendesak
Bumi untuk segera menentukan langkah di tengah belasungkawa yang tengah
merundung Bumi, dan menjanjikan hadiah
menggiurkan yang mampu mengakhiri wabah mematikan letumosis. Dengan segala kelicikannya, sang Ratu menghadapkan calon
kaisar Persemakmuran Timur yang baru, Pangeran Kaito pada dua pilihan yang
sangat tidak menggembirakan. Karena pilihan apa pun yang akan diambil pangeran,
pada akhirnya, Bumi akan berakhir pada nasib yang sama mengerikannya.
Tentu saja, Perserikatan Bumi akan bertempur. Namun melawan Bulan, mereka akan kalah (hal. 115).
Di tengah segala kekacaubalauan itu, Cinder sang cyborg istimewa, yang telah lima tahun menjadi
putri angkat keluarga manusia, yang tidak memiliki ingatan apa pun tentang masa
lalunya, akhirnya menemukan jati dirinya. Sungguh sebuah fakta mengejutkan yang
sulit dipercaya. Hubungan pertemanannya dengan Pangeran Kaito pun menjadikan
situasinya semakin runyam. Alih-alih terseret ke dalam romansa masa muda yang
naif dan dangkal, Cinder menemukan dirinya berada di tengah pertarungan politis
penuh intrik dan sihir—yang akan menentukan nasib Bumi, sebagai salah seorang pemain utama.
Mengadaptasi dongeng klasik Cinderella,
Cinder ditulis dengan
modifikasi yang unik, gila, segar,
dan sangat imajinatif. Dengan latar masa depan, Cinder menampilkan banyak
sekali aspek futuristik: cyborg dengan
emosi manusiawi, hover (mobil
terbang), portscreen (sejenis ponsel supersmart), netscreen (sejenis televisi dengan dukungan fitur internet
supercerdas), dan sebagainya. Dengan begitu banyak kecanggihan teknologi masa
depan dan hal-hal berbau sains, Marissa Meyer menuliskan ceritanya dengan
ringan sehingga pembaca tidak akan memahaminya dengan susah payah.
Cinder ditulis dengan detil yang kaya sehingga deskripsinya terasa filmis. Sangat mudah membayangkan memvisualisasikan setiap adegannya dalam kepala saya. Hiruk pikuk di pasar yang sarat aktivitas. Kesibukan di bengkel Cinder. Suasana hening dan serius di laboratorium kerajaan. Ketegangan dan sensasi sesak di rumah Cinder. Saya sampai nyaris merasa yakin bisa mendengar Pangeran Kaito dan Cinder bercakap-cakap di pasar. Narasinya juga dituliskan dengan ringan, segar, dan sangat pas dengan usia dua tokoh utama yang sudut
pandangnya ditampilkan secara bergantian. Sudut pandang Cinder mengetengahkan
kehidupan masyarakat New Beijing, kehidupan Cinder secara pribadi,
pertemanannya dengan Pangeran Kaito—yang secara tidak langsung mempengaruhi
keputusan politik yang akan diambil pewaris tahta Kekaisaran Persemakmuran Timur
itu, dan tentu saja, juga lika-liku menuju pengungkapan jati dirinya yang kelak
menjadi klimaks dari segala konflik yang terjadi. Sedang sudut pandang Pangeran
Kaito, mengetengahkan peta politik dalam kerajaan, terutama hubungan kerajaan
Bumi dan Bulan.
Cinder menghadirkan
tokoh-tokoh flamed protagonist yang
akan sangat mudah disukai. Cinder yang tangguh dan sinis, baik hati namun
rendah diri, cerdas sekaligus keras kepala, dan tentu saja, pemberani. Pangeran
Kaito yang dermawan, ramah, namun seringkali dihantui keragu-raguan saat harus
mengambil keputusan besar. Dokter Erland yang cerdas dan bijaksana, namun
menyembunyikan rahasia besar, dan tidak berdaya akan nasib dirinya. Peony yang
periang dan menyenangkan. Ada pula Iko yang ceplas-ceplos dan setia. Dialog
antartokohnya bernas dan sangat menyenangkan untuk diikuti. Cerdas dan tidak
terduga. Saya membayangkan, di masa depan, mungkin seperti itulah orang-orang
akan saling berkomunikasi. Adapun tokoh antagonisnya, memiliki kekuatan yang sulit diimbangi. Itulah
yang membuat sebuah cerita menjadi semakin menarik.
Sayangnya, porsi foreshadowing-nya
agak terlalu banyak. Sehingga plotnya mudah ditebak, karena ada begitu banyak clue yang akhirnya terkuak. Tapi tetap
saja, sulit rasanya melepaskan Cinder begitu saja, ketika
saya mulai membacanya. Sangat mudah untuk larut ke dalam alurnya untuk
meyakinkan diri sendiri bahwa, ya, cerita
ini memang seperti yang saya pikirkan, tapi sekaligus tidak.
Sebagai buku pertama dari sebuah serial tetralogi, tampaknya pembaca Cinder harus cukup puas
dengan klimaks yang berlangsung secepat kilat
menyambar. Cinder memang dibangun dengan
plot yang renggang. Bagi pembaca yang bukan penyabar,
ini pasti akan terasa sedikit membosankan. Plotnya bergerak cukup lambat. Seoah-olah
Marissa Meyer membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun dunia Cinder dengan matang, memperkenalkan beberapa tokoh
penting, membuat tokoh-tokoh itu saling berkaitan, dalam upayanya untuk
menyiapkan mereka terlibat dalam konflik berkelanjutan di sekuel Cinder yang berikutnya. Sebagai
dampaknya, grafik tense Cinder nyaris tidak menanjak
di sepanjang cerita, kecuali beberapa saat sebelum
ceritanya berakhir.
Bagaimanapun juga, Cinder adalah buku distopia yang berhasil
mencuri perhatian saya. Saya tidak menyangka bisa melihat Cinderella masa depan dengan karakter terbarukan seperti ini. Tentu saja, saya akan mengikuti sekuel-sekuel Cinder. Jadi, tiga setengah dari lima bintang untuk distopia dengan ide
yang gila, liar, dan sangat imajinatif ini.![]() |
This pic's remodified by me. Click here to see the source |
Banyaknya blogger yang review buku ini dan sinopsis yg bikin penasaran, bikin aku pengen punya novel ini. Karena memang lagi cari novel genre sci-fi dan distopia juga..
ReplyDeleteBanyak yang bilang buku distopia sulit di pahami, tapi setelah melihat sekian banyak review ternyata tidak ada yang kesulitan dalam membaca Cinder.
ReplyDeleteAku kira isinya kayak kerajaan begiti taunya lebih modern XD wah bintangny 3,5 hm, cukup bgus jug bukunya.
ReplyDeleteSejak awal blog tour Saya telah sangat fallin love dengan Cinder. Menyajikan kisah cinta, perjuangan, pengorbanan de el el. Sangat ingin mencicipi kisahnya. Semoga ;D
ReplyDeletePenasaran dengan sifat cinder yang tangguh dan sinis itu bagaimana? Berarti cinderella di masa depan tatapannya begitu? Wow.
ReplyDeletePas baca sinopsis hampir kukira kena spoiler, taunya... pas!
Cinder~~~
ReplyDeleteI really want to read this novel, badly :3
Cinder~~~
ReplyDeleteI really want to read this novel, badly :3
Suka banget sama genre dystopia. Bikin otak mikir keras. Apalagi sama ide cerita "Cinder" yang oke. Penasaran banget pokoknya :)
ReplyDeleteUdah lama masuk wishlist. Temen-temen BBI udah banyak yang memuji-muji novel ini juga, jadi makin penasaran
ReplyDeleteCinder adalah salah satu novel yang menjadi wishlistku. Dari kemarin ikutan giveaway di setiap blog ga menang-menang. Yah, semoga aja di blog ini menang, hehe. Berharap lebih
ReplyDeleteSampulnya menakutkan karena ada tulang terlihat dari luar. Semoga isinya juga menakutkan sehingga kita penasaran dengannya
ReplyDeletenovel ini udah menjadi wishtlist-ku banget semenjak baca reviewnya. banyak yang mereview bagus novel ini sebagai re-telling cinderella dengan setting modern. karena itulah, aku penasaran banget sebagus apa sih novel ini? semoga kesampaian baca langsung hehe.
ReplyDeleteSalah satu novel terbaik yang diterbitkan Penerbit Spring. Setelah berpuluh-puluh kali (sungguh berpuluh-puluh) aku membaca review-nya, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku tidak jatuh cinta pada kisahnya. Fiction dengan tema distopia ini jarang ada, apalagi jarang ada yang menggugah. Tapi Cinder segera menarik atensiku dengan covernya yang bagiku terkesan dark tapi elegan secara bersamaan. Aku sudah membaca 2 bab Cinder yang diunggah Penerbt Spring di Wattpad, dan itu luar biasa! Aku tidak sabar untuk membacanya secara menyeluruh. Semoga kali ini aku beruntung untuk bertemu Cinder^^
ReplyDeletebanyak baca review novel ini dari para blogger makin lama makin penasaran, dan pengen ikutan nge-review juga! harus dapat novel ini dan baca pokoknya! :D
ReplyDeletesejak penerbit spring rencana mau nerbitin ini novel, aku langsung "ngecim" bukunya. haha. tapi kalo liat harga bukunya, aku musti muter otak dulu buat ngumpulin duit biar bisa beli.
ReplyDeletetapi karena masih ada banyak GA yang bagiin gratis buku ini, mungkin masih bisa safe dulu kali ya uangnya. walopun aku udah loncat dari blog satu ke blog lainnya maupun sampe ke semua sosmed penerbit spring, aku belum nyerah buat bisa dapetin gratis. :D
kalaupun sampe akhir masih gak beruntung, suatu saat aku pasti bakal beli Cinder, karena genre-nya favorit ku. dan itu untuk menghilang dahaga atas rasa penasaran tiap aku membaca review bukunya
oh ya, review nya bagus . jadi makin pengen baca cinder
Hoo, jadi keluh kesah bosan yang membanjiri lini massa itu benar adanya :3
ReplyDeleteTapi karena tampaknya dunianya begitu "matang", saya jadi tergelitik untuk "menyambanginya" :3