![]() |
This picture's modified by me, click here to see the source
|
Mengejutkan
sekali ketika menemukan grup Goodreads Kendari di
facebook, beberapa waktu yang lalu. Saya ingat, pernah bertemu beberapa
pembaca buku Kendari di sebuah thread situs Goodreads beberapa
tahun silam. Tapi obrolan itu lantas menguap begitu saja. Dan di akhir 2015,
saya akhirnya bisa tergabung dalam grup virtual Goodreads Kendari.
Permintaan saya untuk bergabung diterima oleh admin bernama Gaby. Saya sangat
bersemangat melihat update terakhir grup itu—yang menunjukkan
bahwa grup itu aktif dan masih cukup baru. Lalu saya pun menemukan kabar
menyenangkan ini: Grup Goodreads Kendari berinisiatif
mengadakan kopdar pertama!
Kabar itu diumumkan H-14—jika saya tidak keliru
mengingat—gathering, yang jatuh pada hari Minggu, 27 Desember 2015
(mohon maafkan keterlambatan saya mengeposkan ini). Dan di
sepanjang waktu itu saya sibuk menduga-duga, siapa dan seperti apa teman-teman
pembaca di kota saya ini. Saya teringat, momen saat bertemu Kak Echa dari
Goodreads Indonesia di Festival Taman Baca Masyarakat yang dihelat di Kendari
2013 silam. Kak Echa bertanya kepada saya, apa anak-anak muda Kendari banyak
yang senang membaca. Ataukah saya mengenal teman-teman yang sudah bergabung
dengan Goodreads Indonesia. Untuk pertanyaan pertama, saya mengiyakan. Saya
tahu pasti, ada banyak anak-anak muda yang senang membaca di kota saya. Ketika
Gramedia dibuka untuk pertama kalinya di tahun 2006, teman-teman sekolah
saya senang hang out di sana agar dapat membaca buku sampel
(buku yang plastik wrap up-nya sudah dilepas dan dapat dibaca di
tempat). Sedang untuk pertanyaan kedua, saya menjawab ‘tidak tahu’. Meski
dalam hati, saya berharap bahwa itu hanya disebabkan karena saya belum pernah
bertemu dengan satu pun dari mereka. Maka ketika mengetahui bahwa grup
Goodreads telah dibuat oleh seseorang dan beranggotakan lebih dari 200
orang, saya pun tidak dapat mengendalikan excitement saya bertemu
dengan mereka.
Kopdar
perdana itu dijadwalkan pukul 4 sore di Taman Kota Kendari. Taman itu tidak
begitu luas, dan merupakan arena jogging keluarga
bagi warga kota, yang, beberapa tahun terakhir juga resmi menjadi sarang segala
komunitas anak muda untuk berkumpul secara berkala. Karena daerah
tinggal saya sempat diguyur hujan, saya baru berangkat menuju Taman Kota
selepas selepas pukul 4.30 (rumah ibu saya terletak di tengah hutan yang,
seringkali terasa seperti dunia lain. Di saat tempat lain di kota kami cerah,
rumah ibu saya diguyur hujan). Saya membutuhkan kurang dari dari dua puluh
menit dengan mengendarai motor untuk tiba di Taman Kota. Satu hal yang saya
sukai setengah mati dari kota saya, yakni beberapa rute alternatif yang tidak
dipasangi traffic light. Saya seringkali mengambil jalur ini
jika sedang terburu-buru, atau ketika sedang menuju tempat yang letaknya
lumayan jauh, seperti sore itu.
Setiba di
Taman Kota, saya pun memperhatikan setiap gerumbulan anak muda
yang sedang mengobrol, apakah mereka memegang buku. Saya menghampiri beberapa
dan mencuri dengar pembicaraan mereka, tapi tidak satu pun yang mengobrol
tentang buku. Saya langsung menuju Tenda Tengah (itu area Taman Kota dengan
meja dan bangku dari beton dan dilapisi keramik), mengeluarkan notebook dari
dalam tas, dan mencoba untuk terhubung dengan wifi gratis
Taman Kota. Beruntung, kuota penggunanya belum penuh. Saya menuju laman grup
Goodreads Kendari dan meninggalkan komentar di salah satu postingan. Saya
menanyakan posisi mereka saat itu. Gaby menjawab komentar saya dan mengulangnya
dengan mengirimkan pesan pribadi: mereka berkumpul di tenda yang satu lagi
(omong-omong, saya dan teman-teman penggemar K-Pop saya menyebut tenda itu
‘Korean Dome’ ^_^). Saya bergegas menuju area yang dimaksud dan langsung
melihat sebuah lingkaran kecil yang terbentuk dari anak-anak muda yang sedang
duduk dengan khusyuk, mendengarkan salah seorang dari mereka berbicara. Saya
mendekat, lalu dengan canggung—tapi pura-pura berani—bertanya, “Goodreads
Kendari?”. Mereka mengiyakan dengan antusias dan menyilakan saya untuk
bergabung. Saya menyebutkan nama saya dan mereka secara bergiliran menyebutkan
namanya. Hanya ada tujuh orang dalam lingkaran: tiga perempuan dan empat
laki-laki. Gaby yang adalah pencetus grup Goodreads Kendari, Agus yang kalem,
Dila yang kalau tersenyum matanya ikut tersenyum, Yesi yang mungil dan
tampaknya berpembawaan ceria, Syafri yang selalu berbicara dari balik pundak Naim,
Naim yang bersuara seperti penyiar radio dan dengan serta merta mengingatkan
saya pada abang sepersusuan saya, dan lalu ada Angga yang pendiam dan
berekspresi datar. Tidak sulit bagi saya untuk langsung mengingat nama mereka.
Saya pun menggenapkan lingkaran itu dan duduk di dekat Gaby (dia gadis
berkerudung yang sangat pemalu), lalu secara otomatis Naim mengulangi hal-hal
yang sudah saya lewatkan. Rupanya mereka sedang mencari ide-ide kreatif untuk
dilakukan bersama-sama. Semacam Bookish Events. Dan mereka
sudah memutuskan untuk menghelat gathering kedua di bulan
Januari.
Ketika
akhirnya mendapat kesempatan bercerita, saya membagikan pengalaman bookish saya.
Bahwa saya pernah membentuk sebuah klub fiksi dua tahun sebelumnya dan sekarang
sedang hiatus, dan bahwa saya ikut serta dalam keanggotaan Blogger Buku
Indonesia. Saya lalu bertanya untuk memastikan bahwa semua teman pembaca yang
hadir di sana adalah anggota Goodreads. Mereka menunjukkan wajah bingung, dan
saya melanjutkan, “Atau jangan-jangan ada yang tidak tahu apa itu Goodreads?”
Dan ya, it’s a bingo! Mereka hanya tahu bahwa Goodreads adalah
nama yang terasa pas untuk klub pembaca buku yang mereka inisiasi, dan
menambahkannya dengan kata Kendari untuk menegaskan otentitas area. Sesederhana
itu. Saya lalu bercerita tentang Goodreads, dan meminta mereka untuk mengakses
lamannya dan menyarankan agar mereka membuat akun di sana, lalu meng-add saya
sebagai teman jika itu tidak merepotkan :’)
Setelah
adegan lucu itu berlalu, saya pun meminta mereka untuk berbagi tentang genre
bacaan yang mereka sukai. Ternyata mereka sangat gado-gado. Sangat
berwarna. Mereka benar-benar sangat… ehm, Nusantara! ^_^ Saya menaruh harapan
besar, bahwa kelak, tiap-tiap dari kami bisa memperluas bacaan kami dengan
keberagaman itu. Kami bisa saling memberi rekomendasi bacaan lintasgenre
yang worth reads, atau mungkin, saling meracuni agar
dapat membentuk squad :D
Jadi,
seperti yang sudah saya duga, Agus, Naim, Syafri, dan Angga menyukai buku-buku
non-fiksi. Mereka memang tidak tampak seperti cowok-cowok penggemar drama.
Kecuali Agus, yang cukup toleran terhadap karya-karya fiksi. Dia membaca
Habiburrahman El Shirazy dan Tere Liye. Sedang Gaby, Dila, Yesi, dan saya,
menyukai fiksi. Gaby menyukai Harper Lee. Dila adalah seorang Tsundoku
Sejati yang mengoleksi buku-buku karya Asma Nadia dan John Green. Dila
mengaku, ada banyak buku dari koleksinya yang masih tersampul wrap
up utuh. Ah, senang sekali rasanya menemukan teman! Sedang Yesi,
adalah penggemar Ilana Tan. Kami lantas berbagi mengenai kebiasaan membaca,
serta opini mengenai aspek buku yang kami sukai.
Pertemuan
yang bersahaja itu berlangsung hangat, agak sedikit canggung, tapi tetap saja
terasa teramat singkat bagi saya. Mungkin hanya karena saya datang terlambat.
Atau mungkin juga, karena saya sudah lama merindukan momen bertemu pembaca
buku passionate yang membicarakan buku seperti sedang
membicarakan cowok/cewek yang ditaksir. Sayang sekali, tidak ada portrait yang
bisa membingkai momen itu. Tapi semoga saja, kami bisa segera bertemu kembali,
dalam suasana yang lebih ramai dan jauh lebih antusias. Dan semoga saja,
Goodreads Kendari segera menemukan warna-nya, dan bisa
menghelat event bagus untuk khalayak buku di kota ini dalam
rangka menyebarkan virus membaca. Semoga.
Haaiii... saya dataaang..
ReplyDeleteAnyway, saya tahu ada groupnya Goodreads Kendari :)
Aiiihh aiihh, kayakny say malu ini klo mau ikutan kopdar, kayaknya mSih pada muda belia ;)
Yoohoo! Sudah mi tadi kuundang ki' ke grup facebooknya, Kak ^_^
DeleteSantai, Kak. Nanti kalo Kak Diah dateng, tema obrolannya jadi "yang ibu-ibu yang menginspirasi" :')
Hahahhah, banyak typo komen sebelumnya.. pengaruh ngantuk..
DeleteWaduuuhh, ibu2 yg menginspirasi yak.. jadi pengen terbang, hahahah
Hihihi... denger-denger, selain baper, typo juga jadi tren akhir-akhir ini, Kak
DeleteTerbang sih terbang, tapi jangan lupa balik lagi, ya ^_^
Ditunggu informasi jadwal lowongnya, ya. Saya juga mau belajar blogging dari Kak Diah. Senior, mohon bimbingannya.... *deep bow*
Hai...sy boleh bergabung ke grup Goodreads Kendari nda? Jd pengen 😊
ReplyDelete