
Book Title : A Thousand Tomorrows
Author       : Karen Kingsbury
Publisher   : Ufuk Publishing House
Cody Gunner, penunggang banteng paling tangguh, menunggang banteng 
karena kemarahannya pada ayahnya yang meninggalkannya di usia 8 tahun 
karena tak bisa menjadi ayah Carl Joseph--yang menderita Down Syndrome, 
bertemu Ali Daniels, penunggang kuda tercepat di lintasan, penderita 
fibrosis sistik yang menunggang kuda untuk mewujudkan mimpi adiknya, 
Anna, yang juga mengidap fibrosis sistik dan meninggal di usia 10 tahun.
 Keduanya saling tertarik satu sama lain, namun menekan perasaannya 
kuat-kuat demi berkonsentrasi pada kemenangan, ambisi terkuat dalam diri
 mereka.
Jika mereka jatuh cinta, mereka akan kalah. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan. Tapi cinta yang lembut jauh lebih kuat dari apa pun yang bisa dibayangkan manusia. Keduanya saling jatuh cinta, saat Cody Gunner berada di puncak karir berkoboi-nya dan Ali Daniels yang cemerlang di lintasan rodeo menyadari bahwa kondisi paru-parunya semakin buruk. Bagi Cody yang menghitung waktunya dengan "detik", setahun bersama Ali akan berarti "selamanya". Dia tidak peduli pada waktu. Karena 8 detik bertahan di punggung banteng mengajarkannya bahwa ada ribuan hari esok di dunia ini.
Jika mereka jatuh cinta, mereka akan kalah. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan. Tapi cinta yang lembut jauh lebih kuat dari apa pun yang bisa dibayangkan manusia. Keduanya saling jatuh cinta, saat Cody Gunner berada di puncak karir berkoboi-nya dan Ali Daniels yang cemerlang di lintasan rodeo menyadari bahwa kondisi paru-parunya semakin buruk. Bagi Cody yang menghitung waktunya dengan "detik", setahun bersama Ali akan berarti "selamanya". Dia tidak peduli pada waktu. Karena 8 detik bertahan di punggung banteng mengajarkannya bahwa ada ribuan hari esok di dunia ini.
Ini adalah novel Karen Kingsbury 
pertama yang saya baca. Karen memiliki kemampuan bercerita dengan lembut
 dan hangat, namun bertenaga pada saat yang sama. Tenaga inilah yag 
menggerakkan pembaca, untuk terusik secara emosional, dan ikut larut 
dalam berbagai emosi tokoh-tokohnya. Cody dan Ali adalah dua tokoh tak 
sempurna yang dengan kepiawaian Karen akan dengan mudah dicintai 
pembacanya. Karen menceritakan kehidupan dengan begitu hidup, menularkan
 cinta yang mendamaikan. Saya menyukai jatuh cinta-nya Cody pada Ali dan
 Ali pada Cody dan bagaimana tergila-gilanya mereka pada satu sama lain.
 Saat membaca A Thousand Tomorrows, saya hanya bisa merasakan kesejukan,
 dan mencoba mengumpulkan ingatan saya tentang beragam cinta yang pernah
 saya rasakan. Karen benar tentang ...
hidup yang terlalu singkat 
untuk membenci. Setelah menutup lembar terakhir novel ini, saya 
menangis. Saya menangisi waktu-waktu yang terlewat tanpa mencintai 
orang-orang yang seharusnya saya cintai, betapapun mereka sudah melukai 
saya di sepanjang waktu itu. Karena biar bagaimanapun, mereka mencintai 
saya dan tidak pernah tahu apa yang bisa membuat saya terluka pada saat 
yang sama.
Novel yang baik, bagi saya, adalah novel yang mengubah 
hidup pembacanya. A Thousand Tomorrow adalah yang salah satu terbaik 
bagi saya sejauh ini, di tahun ini. Sebuah romansa di lapangan pacu yang memikat, dan tentu saja ... menyentuh.       
4/5 star! 
 
 
 
 

No comments:
Post a Comment