Pages

Thursday, February 13, 2020

Perjalanan Hector Mendefinisikan Bahagia


Jumlah halaman: 272 halaman
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: Oktober 2015
ISBN13: 9786023850020

Pada suatu masa, hiduplah seorang psikiater muda bernama Hector, yang merasa tidak terlalu puas dengan dirinya sendiri.Hector merasa tidak terlalu puas dengan dirinya sendiri, meskipun dia memiliki penampilan layaknya seorang psikiater professional: dia mengenakan kacamata kecil berbentuk bulat yang membuatnya terlihat cerdas; dia tahu cara mendengarkan keluh kesah orang dengan penuh simpati, sambil menggumamkan “mmm”; dia bahkan memiliki seuntai kumis kecil yang biasa dipelintirnya ketika sedang memeras otak (halaman 1)
Hector adalah seorang psikiater yang menangani berbagai macam karakter klien. Klien-klien Hector datang kepadanya dengan mengeluhkan betapa mereka tidak bahagia. Suatu hari, Hector memutuskan untuk melakukan perjalanan ke beberapa tempat untuk mencari tahu arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dari Cina sampai Afrika, Hector telah mengobrol dengan Biksu hingga gadis bar; menemukan berbagai parameter kebahagiaan dan memetik sekurang-kurangnya 20 pelajaran tentang kebahagiaan untuk dia catat dalam bukunya.
Pelajaran no. 1: Membuat perbandingan bisa merusak kebahagiaan.Pelajaran no. 2: Kebahagiaan seringkali datang di saat-saat yang paling tidak terduga.Pelajaran no. 3: Banyak orang yang melihat kebahagiaan hanya berada di masa depan.Pelajaran no. 5: terkadang kebahagiaan itu adalah tidak mengetahui seluruh kenyataan yang ada (halaman 66).
Meski buku ini dikisahkan dalam narasi panjang dengan narator bersudut pandang orang ketiga, saya tetap bisa menikmati bukunya. Kisah-kisah pertemuan Hector dengan beragam manusia dari berbagai ras terasa fragmentaris, tapi membuat saya membayangkan kisah-kisah utuhnya di benak saya, setidaknya dengan skenario yang memenuhi harapan saya sendiri.
Yang menarik bagi saya adalah hal-hal tentang jatuh cinta. Membaca Hector seperti upaya membaca cara pandang lelaki terhadap perempuan, cara mereka mencintai, keputusan mereka untuk jatuh cinta tapi tidak mencintai untuk seterusnya, dan seterusnya.
Dia meraih buku catatannya dan menulis:Pelajaran no. 18: Kebahagiaan bisa berarti kebebasan untuk mencintai lebih dari sati wanita pada saat bersamaan.Masalahnya, tentu saja, para wanita tidak akan pernah menyetujui hal itu (halaman 164 – 165).
Pernyataan Hector ini membuat saya berpikir, sepertinya para lelaki memang diciptakan dengan tabiat alami “mendua”.
Membaca kisah perjalanan Hector membuat saya banyak berpikir. Saya memikirkan pencarian dan pertanyaan-pertanyan tentang kebahagiaan dan upaya-upaya untuk merawatnya, yang tampaknya, akan selalu menjadi misi abadi manusia. Sebab, kebahagiaan akan selalu berubah-ubah; parameternya tidak selalu konstan. Akan selalu ada variabel pengacau. Akan selalu ada pengecualian. Hal yang membuat kita bahagia hari ini, belum tentu akan sama dengan yang akan membuat kita bahagia keesokan  harinya. Tapi seperti yang dinasihatkan sang biksu pada Hector, ada 3 jenis kebahagiaan yang patut dirawat agar orang-orang mencapai stabilitas hidup: merancang cara pandang positif akan segala sesuatu, merasa berguna bagi orang lain, dan melakukan pekerjaan yang kita senangi. Dan saya cukup sependapat.
Meski tidak dibumbui konflik menegangkan yang berarti, kisah Hector cukup memancing ras ingin tahu saya. saya ingin tahu, berapa banyak hal yang dikumpulkan Hector di akhir cerita untuk jadi oleh-oleh perjalanan untuk kami, para pembaca. Dan akhirnya, tiga setengah bintang untuk perjalanan kontemplatif Hector!

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...