Pages

Thursday, February 11, 2016

Kisah Cinta Terlarang Gadis Chimaera & Lelaki Seraph: Memikat dengan Kekaguman

Jumlah halaman: 488 halaman paperback 
Penulis: Laini Taylor
Penerjemah: Primadonna Angela
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
Tahun terbit: 2012 (pertama kali diterbitkan tahun 2011) 
ISBN13: 9789792287813 

Pada zaman dahulu,
ada malaikat yang terbaring sekarat dalam kabut.
Dan iblis berlutut di atas malaikat pria itu, lalu tersenyum.
Berabad-abad lampau, Akiva sang seraphim (malaikat) terluka parah dalam sebuah peperangan melawan chimaera (bangsa iblis). Akiva pikir, dia akan mati. Tapi chimaera cantik bernama Madrigal menyelamatkan nyawanya, memintanya untuk tetap hidup. Mereka bertemu beberapa waktu kemudian, dalam sebuah pesta dansa bangsa chimaera: bertukar nama, menari, berbagi cinta, menganyam harapan tentang perdamaian, saling memiliki, dan akhirnya terpisahkan oleh kematian. Madrigal dihukum pancung akibat kesalahan besarnya karena jatuh cinta kepada bangsa musuh. Kematian Madrigal turut membunuh jiwa Akiva. Malaikat pria itu kembali menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Membantai ras-ras chimaera karena dua alasan: takdirnya sebagai serdadu seraph dan dendamnya atas kekasihnya. Hingga suatu ketika, berabad-abad setelahnya, misi menghancurkan bangsa chimaera membawanya ke Praha.
Di dunia, selama berhari-hari, jejak tangan hitam muncul di banyak pintu, masing-masing melesak terbakar pada kayu atau logam. Di Nairobi, Delhi, St. Petersburg, dan masih banyak kota lain. Itu fenomena. Di Kairo, pemilik kedai shisha mengecat untuk menutupi jejak di pintu belakangnya, tapi beberapa jam kemudian ia mendapati jejak tangan itu membara menembus cat dan tampak sehitam pertama kali ia melihatnya (hal. 63)
Akiva dan saudara-saudaranya berniat menghancurkan portal-portal iblis yang merupakan jalur lalu-lintas para iblis masuk ke dunia mereka melalui dunia manusia. Bangsa chimaera yang pernah mengalami kekalahan hebat dan sadar tidak akan pernah memenangkan peperangan melawan bangsa seraphim, bersembunyi di dalam dunia manusia. Mereka membuat benteng untuk menciptakan dunia mereka sendiri—seolah-olah dunia itu dilapisi oleh dunia manusia. Lalu tiba-tiba saja, suatu kali, Akiva melihat-nya. Gadis yang terasa familier untuknya. Gadis manusia yang cantik, berambut biru, dan untuk sesaat berhasil melontarkannya pada kerinduan akan Madrigalnya yang malang. Seorang anak manusia yang baru saja muncul dari balik portal iblis. Hanya satu hal yang bisa menjelaskan keanehen itu: gadis itu, entah bagaimana, adalah bagian dari bangsa chimaera. Dengan kepatuhan dan segenap kemarahannya, sang Seraph menyerang gadis itu dengan satu tujuan pasti: membunuhnya, seperti yang sudah dan selalu dilakukannya terhadap bangsa musuh. Tidak berapa lama setelahnya, ia tahu, gadis itu bernama Karou—yang dalam bahasa chimaera berarti harapan.
Dulu ia pernah menjadi gadis polos, gadis mungil yang memain-mainkan bulu di lantai dalam sarang iblis. Sekarang ia tak lagi polos, tapi tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengatasinya. Inilah hidupnya: sihir, rasa malu, rahasia, gigi-gigi, dan kehampaan yang dalam dan menyiksa dalam tubuhnya, di mana sesuatu jelas-jelas hilang (hal. 59-60)
Setelah mendapati banyak pintu terbakar dengan cara yang aneh, dan membuatnya nyaris tidak bisa memasuki toko Brimstone, Karou diserang makhluk tampan bersayap api. Dia nyaris terbunuh oleh sang Seraph tanpa tahu kesalahannya. Tapi tidak ada yang bisa menjelaskan sesuatu kepadanya. Baik Issa, terlebih Brimstone. Selang beberapa waktu setelahnya, ketika Karou baru saja kembali dari perjalanan tugas dari Brimstone, gadis itu tidak lagi bisa menemui Brimstone untuk menyerahkan hasil buruannya seperti biasa. Kekuatan sihir menghilang dari pintu-pintu masuk yang biasa digunakannya selama ini. Karou benar-benar sendirian, di tengah Praha, terkunci jauh di luar pintu benteng yang dihuni keluarga chimaera-nya. Lalu tiba-tiba sang Seraphim datang kepadanya sekali lagi. Berjanji tidak akan membunuhnya, dan justru mengungkapkan kebenaran tentang jati dirinya, serta membantunya menemukan masa lalunya yang hilang. Tapi segalanya tidak lantas membaik. Sebaliknya, situasinya menjadi rumit dan Karou harus menghadapi kenyataan mengerikan, tentang keluarga chimaera-nya, asal muasalnya, dan hubungannya yang tidak biasa dengan Akiva—sang Seraphim berdarah dingin.
Saya resmi menjadi penggemar berat Laini Taylor setelah membaca kumpulan novelanya yang penuh sihir, Lips Touch Three Times. Saya sangat menyukai voice Laini Taylor dan caranya menuliskan sihir dan membuatnya hidup. Laini Taylor senang menciptakan karakter-karakter ajaib. Jika di Lips Touch Three Times Laini Taylor menciptakan goblin (yang menggoda gadis-gadis SMU yang tidak puas dengan kekurangan fisiknya) dan manusia imortal yang jatuh cinta pada manusia, di The Daughter of Smoke and Bones Laini Taylor menciptakan serdadu seraphim dan chimaera. Goblin dan Seraphim memang bukan karakter khayalan yang otentik. Goblin adalah substansi niscaya dari dunia fantasi—ia juga milik dunia The Lord of The Rings dan Harry Potter. Dan ada banyak kisah cinta tentang Malaikat Jatuh. Tapi Laini Taylor memiliki kekhasannya sendiri untuk menciptakan karakter dengan sifat yang berbeda. Tapi saya punya karakter favorit sendiri di The Daughter of Smoke and Bone. Di dalam sini ada Brimstone dari bangsa chimaera, sang Wishmonger—Pengabul Permohonan. Makhluk dengan lengan dan tubuh mirip manusia, otot paha mirip otot singa yang dipenuhi rambut, telapak kaki mendatar yang menyeramkan dan bercakar, serta kepala yang mirip domba jantan tidak berambut namun bertanduk di kedua sisi wajah. Kulitnya bersisik, hidungnya pesek seperti domba, dan matanya seperti mata reptil. Serta Issa (tokoh favorit saya yang lain), sosok perempuan berwujud ular dari pinggang ke bawah, dengan payudara bulat yang telanjang seperti dalam pahatan Kama Sutra, memiliki tudung dan taring kobra, tetapi berwajah malaikat.
Saya menyukai voice Laini Taylor yang yang begitu memikat. Seperti percikan-percikan memabukkan. Seperti letupan-letupan ganjil dengan efek yang menyenangkan. Saya menyukai bagaimana Laini Taylor menuliskan emosi-emosi terdalam yang seringkali sulit terbahasakan. Dan sekali lagi, saya masih jatuh cinta dengan cara yang sama, pada bagaimana Laini Taylor menuliskan sihir, dan karakter-karakter ajaib dari dunia asing yang jauh.
The Daughter of Smoke and Bone bermain dengan alur yang lambat di awal, tapi kemudian pace-nya mulai meningkat seiring dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru yang mempengaruhi tegangan konflik. Tampaknya Laini mencoba membawa pembaca ke dalam ledakan setelah ketenangan yang terasa lazim. Dan meski Laini juga bermain dengan teknik flashback—untuk menjelaskan masa lalu tokoh-tokoh utamanya—saya sama sekali tidak kehilangan fokus pada alur yang sudah terbentuk di kepala saya sejak semula. Seperti yang akan dibayangkan semua orang tentang sebuah buku serial, kau juga tidak akan menemukan klimaks yang kau inginkan di sini. Tapi anehnya, saya sama sekali tidak kecewa. Bahkan ketika saya menyadari bahwa salah satu konflik besarnya (Tentu saja ada banyak percikan konflik. Saya tahu, saya tidak harus menduga-duga, mana yang utama. Atau mana yang terbesar. Ini belum berakhir di sini) terjadi dalam bingkai flashback—dan tentu saja, seolah apinya baru saja disulut besar-besaran dan ada genderang raksasa yang menunggu untuk ditabuh, baru saja dimulai ketika saya sampai di halaman terakhir.
The Daughter of Smoke and Bone adalah kisah yang mempesona, tentang cinta antarbangsa yang bermusuhan: serdadu seraph berdarah dingin yang rupawan, serdadu chimaera jelita yang memimpikan perdamaian. Luka akibat ketidakadilan dan perang. Pengkhianatan. Dendam. Amarah. Ketidakberdayaan. Asap dan tulang. Dan pada akhirnya, harapan
“Harapan bisa menjadi kekuatan yang hebat. Mungkin tak ada sihir sungguhan di dalamnya, tapi jika kau tahu apa yang paling kauharapkan, dan menjaganya seperti cahaya dalam dirimu, kau bisa membuat banyak hal terjadi, nyaris serupa sihir” (Madrigal kepada Akiva: 446)
Tidak banyak buku fantasi yang bisa mengikat saya dengan kekaguman. Biasanya, saya menyukai buku dengan nilai estetis yang merata hampir di setiap aspeknya. Bukan sekadar kisah, tapi juga pengisahan. Dan buku ini salah satunya. Bukan karena saya sudah begitu fanatik pada Laini Taylor. Tapi kita tidak jatuh cinta begitu saja pada sesuatu, tanpa alasan. Laini Taylor memang penulis dengan keterampilan yang mempesona. Sejak memasuki dunia chimaera, saya tahu, saya akan mengikuti serial ini. Semuanya terasa jelas ketika saya sadar, saya tidak bisa berhenti membaca. Eksotisme Praha. Baluran warna-warna (dari cat dan lampu-lampu) kontrasnya yang tajam. Nuansa magisnya. Dunia makhluk ajaib yang asing dengan aroma sihir yang pekat di langit-langitnya.
Saya memikirkan buku ini bahkan setelah menyimpannya selama beberapa waktu. Beberapa kalimat judul di dalamnya yang liris. Potongan-potongan adegan yang terasa seperti pecahan kaca yang dipungut kembali untuk menyatukannya lagi menjadi gelas. Tone ceritanya yang berwarna nila pudar dan abu-abu gelap dalam kepala saya. Saya membayangkan Praha di malam hari, bermandikan cahaya lampu dan pakaian rajut warna-warni, lalu cahaya bintang yang teredam percik api dari sayap malaikat. Dan sayup-sayup gemuruh perang di tepian langit yang tidak terindera.
Ada banyak pertanyaan dan dugaan bermunculan di benak saya ketika harus, dengan berat hati, menutup buku ini: apa yang terjadi dengan Thiago? Tentu saja dia hidup, kan? Ck, dia akan menjadi masalah besar di sekuel buku ini. Bagaimana dengan Brimstone? Seseorang sudah mewadahi jiwanya, kan? Dia harus hidup di buku selanjutnya. Apa jadinya jika gadis chimaera dan lelaki seraph kita yang rupawan harus bertarung di kubu yang berlawanan? Ah, saya rasa, saya sudah menceritakan terlalu banyak spoiler. Tapi, sulit rasanya berhenti membual tentang hal-hal yang kita sukai. Bukan begitu?
Pada akhirnya, seperti para penggemar serial The Daughter of Smoke and Bone lainnya, saya juga sangat mengantisipasi alihwahana cerita ini (yang hak ekranisasinya telah dibeli oleh Universal Pictures) dengan antusiasme penuh. Semoga, seperti biasa, interpretasinya tidak mengecewakan. Dan benar-benar untuk yang terakhir kalinya, buku ini, ehm… jika harus meringkas impresi saya untuknya, saya akan mengutip Laini Taylor di halaman 365: buku ini membuat saya ikut jatuh cinta bersama sang Gadis Chimaera dan Lelaki Seraph. Dengan cinta yang menyala terang, seperti bintang yang ditelan ^_^
Empat dari lima bintang, tentu saja!
This pic's remodified by me. Click here to see the source

Sederet prestasi lain yang disandang The Daughter of Smoke and Bone


AMAZON TOP TEN BOOKS OF 2011
AMAZON #1 TEEN BOOK OF 2011
AMAZON UK #1 YA BOOK OF 2012
YALSA TOP 10 BEST FICTION FOR YOUNG ADULTS (2012)
WINNER, AUDIE AWARD FOR BEST FANTASY AUDIOBOOK (2012)
NEW YORK TIMES NOTABLE CHILDREN'S BOOK OF 2011
PUBLISHER''S WEEKLY BEST BOOKS OF 2011
SCHOOL LIBRARY JOURNAL BEST BOOKS OF 2011
KIRKUS REVIEWS BEST TEEN BOOKS OF 2011
LOS ANGELES PUBLIC LIBRARY, BEST OF 2011
CHICAGO PUBLIC LIBRARY, BEST OF THE BEST 2012
BARNES & NOBLE REVIEW, BEST YA FICTION OF 2011
LOCUS (MAGAZINE OF SCIENCE FICTION & FANTASY) REC READING LIST 2011
YALSA 2012 READER'S CHOICE BOOKLIST
A JUNIOR LIBRARY GUILD SELECTION (2011)
ABC BEST CHILDREN'S BOOK CATALOG (2011)
FINALIST, ANDRE NORTON AWARD
FINALIST, CHILDREN'S CHOICE BOOK AWARDS TEEN BOOK OF THE YEAR
WINNER, OREGON SPIRIT BOOK AWARD
Starred reviews, PUBLISHER'S WEEKLY, KIRKUS, SCHOOL LIBRARY JOURNAL, BCCB, THE HORN BOOK

Intip cuplikan filmnya di sini, atau koleksi teaser lainnya di sini

1 comment:

  1. SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...