Pages

Friday, January 08, 2016

Gathering Perdana Goodreaders Kendari: Simply, Warmly, Unforgettably

This picture's modified by me,  click here to see the source
Mengejutkan sekali ketika menemukan grup Goodreads Kendari di facebook, beberapa waktu yang lalu. Saya ingat, pernah bertemu beberapa pembaca buku Kendari di sebuah thread situs Goodreads beberapa tahun silam. Tapi obrolan itu lantas menguap begitu saja. Dan di akhir 2015, saya akhirnya bisa tergabung dalam grup virtual Goodreads Kendari. Permintaan saya untuk bergabung diterima oleh admin bernama Gaby. Saya sangat bersemangat melihat update terakhir grup itu—yang menunjukkan bahwa grup itu aktif dan masih cukup baru. Lalu saya pun menemukan kabar menyenangkan ini: Grup Goodreads Kendari berinisiatif mengadakan kopdar pertama! 
Kabar itu diumumkan H-14—jika saya tidak keliru mengingat—gathering, yang jatuh pada hari Minggu, 27 Desember 2015 (mohon maafkan keterlambatan saya mengeposkan ini)Dan di sepanjang waktu itu saya sibuk menduga-duga, siapa dan seperti apa teman-teman pembaca di kota saya ini. Saya teringat, momen saat bertemu Kak Echa dari Goodreads Indonesia di Festival Taman Baca Masyarakat yang dihelat di Kendari 2013 silam. Kak Echa bertanya kepada saya, apa anak-anak muda Kendari banyak yang senang membaca. Ataukah saya mengenal teman-teman yang sudah bergabung dengan Goodreads Indonesia. Untuk pertanyaan pertama, saya mengiyakan. Saya tahu pasti, ada banyak anak-anak muda yang senang membaca di kota saya. Ketika Gramedia dibuka untuk pertama kalinya di tahun 2006, teman-teman sekolah saya senang hang out di sana agar dapat membaca buku sampel (buku yang plastik wrap up-nya sudah dilepas dan dapat dibaca di tempat). Sedang untuk pertanyaan kedua, saya menjawab ‘tidak tahu’. Meski dalam hati, saya berharap bahwa itu hanya disebabkan karena saya belum pernah bertemu dengan satu pun dari mereka. Maka ketika mengetahui bahwa grup Goodreads telah dibuat oleh seseorang dan beranggotakan lebih dari 200 orang, saya pun tidak dapat mengendalikan excitement saya bertemu dengan mereka.
Kopdar perdana itu dijadwalkan pukul 4 sore di Taman Kota Kendari. Taman itu tidak begitu luas,  dan merupakan arena jogging keluarga bagi warga kota, yang, beberapa tahun terakhir juga resmi menjadi sarang segala komunitas anak muda untuk berkumpul secara berkala. Karena daerah tinggal saya sempat diguyur hujan, saya baru berangkat menuju Taman Kota selepas selepas pukul 4.30 (rumah ibu saya terletak di tengah hutan yang, seringkali terasa seperti dunia lain. Di saat tempat lain di kota kami cerah, rumah ibu saya diguyur hujan). Saya membutuhkan kurang dari dari dua puluh menit dengan mengendarai motor untuk tiba di Taman Kota. Satu hal yang saya sukai setengah mati dari kota saya, yakni beberapa rute alternatif yang tidak dipasangi traffic light. Saya seringkali mengambil jalur ini jika sedang terburu-buru, atau ketika sedang menuju tempat yang letaknya lumayan jauh, seperti sore itu.
Setiba di Taman Kota, saya pun memperhatikan setiap gerumbulan anak muda yang sedang mengobrol, apakah mereka memegang buku. Saya menghampiri beberapa dan mencuri dengar pembicaraan mereka, tapi tidak satu pun yang mengobrol tentang buku. Saya langsung menuju Tenda Tengah (itu area Taman Kota dengan meja dan bangku dari beton dan dilapisi keramik), mengeluarkan notebook dari dalam tas, dan mencoba untuk terhubung dengan wifi gratis Taman Kota. Beruntung, kuota penggunanya belum penuh. Saya menuju laman grup Goodreads Kendari dan meninggalkan komentar di salah satu postingan. Saya menanyakan posisi mereka saat itu. Gaby menjawab komentar saya dan mengulangnya dengan mengirimkan pesan pribadi: mereka berkumpul di tenda yang satu lagi (omong-omong, saya dan teman-teman penggemar K-Pop saya menyebut tenda itu ‘Korean Dome’ ^_^). Saya bergegas menuju area yang dimaksud dan langsung melihat sebuah lingkaran kecil yang terbentuk dari anak-anak muda yang sedang duduk dengan khusyuk, mendengarkan salah seorang dari mereka berbicara. Saya mendekat, lalu dengan canggung—tapi pura-pura berani—bertanya, “Goodreads Kendari?”. Mereka mengiyakan dengan antusias dan menyilakan saya untuk bergabung. Saya menyebutkan nama saya dan mereka secara bergiliran menyebutkan namanya. Hanya ada tujuh orang dalam lingkaran: tiga perempuan dan empat laki-laki. Gaby yang adalah pencetus grup Goodreads Kendari, Agus yang kalem, Dila yang kalau tersenyum matanya ikut tersenyum, Yesi yang mungil dan tampaknya berpembawaan ceria, Syafri yang selalu berbicara dari balik pundak Naim, Naim yang bersuara seperti penyiar radio dan dengan serta merta mengingatkan saya pada abang sepersusuan saya, dan lalu ada Angga yang pendiam dan berekspresi datar. Tidak sulit bagi saya untuk langsung mengingat nama mereka. Saya pun menggenapkan lingkaran itu dan duduk di dekat Gaby (dia gadis berkerudung yang sangat pemalu), lalu secara otomatis Naim mengulangi hal-hal yang sudah saya lewatkan. Rupanya mereka sedang mencari ide-ide kreatif untuk dilakukan bersama-sama. Semacam Bookish Events. Dan mereka sudah memutuskan untuk menghelat gathering kedua di bulan Januari.
Ketika akhirnya mendapat kesempatan bercerita, saya membagikan pengalaman bookish saya. Bahwa saya pernah membentuk sebuah klub fiksi dua tahun sebelumnya dan sekarang sedang hiatus, dan bahwa saya ikut serta dalam keanggotaan Blogger Buku Indonesia. Saya lalu bertanya untuk memastikan bahwa semua teman pembaca yang hadir di sana adalah anggota Goodreads. Mereka menunjukkan wajah bingung, dan saya melanjutkan, “Atau jangan-jangan ada yang tidak tahu apa itu Goodreads?” Dan ya, it’s a bingo! Mereka hanya tahu bahwa Goodreads adalah nama yang terasa pas untuk klub pembaca buku yang mereka inisiasi, dan menambahkannya dengan kata Kendari untuk menegaskan otentitas area. Sesederhana itu. Saya lalu bercerita tentang Goodreads, dan meminta mereka untuk mengakses lamannya dan menyarankan agar mereka membuat akun di sana, lalu meng-add saya sebagai teman jika itu tidak merepotkan :’)
Setelah adegan lucu itu berlalu, saya pun meminta mereka untuk berbagi tentang genre bacaan yang mereka sukai. Ternyata mereka sangat gado-gado. Sangat berwarna. Mereka benar-benar sangat… ehm, Nusantara! ^_^ Saya menaruh harapan besar, bahwa kelak, tiap-tiap dari kami bisa memperluas bacaan kami dengan keberagaman itu. Kami bisa saling memberi rekomendasi bacaan lintasgenre yang worth reads, atau mungkin, saling meracuni agar dapat membentuk squad :D
Jadi, seperti yang sudah saya duga, Agus, Naim, Syafri, dan Angga menyukai buku-buku non-fiksi. Mereka memang tidak tampak seperti cowok-cowok penggemar drama. Kecuali Agus, yang cukup toleran terhadap karya-karya fiksi. Dia membaca Habiburrahman El Shirazy dan Tere Liye. Sedang Gaby, Dila, Yesi, dan saya, menyukai fiksi. Gaby menyukai Harper Lee. Dila adalah seorang Tsundoku Sejati yang mengoleksi buku-buku karya Asma Nadia dan John Green. Dila mengaku, ada banyak buku dari koleksinya yang masih tersampul wrap up utuh. Ah, senang sekali rasanya menemukan teman! Sedang Yesi, adalah penggemar Ilana Tan. Kami lantas berbagi mengenai kebiasaan membaca, serta opini mengenai aspek buku yang kami sukai.
Pertemuan yang bersahaja itu berlangsung hangat, agak sedikit canggung, tapi tetap saja terasa teramat singkat bagi saya. Mungkin hanya karena saya datang terlambat. Atau mungkin juga, karena saya sudah lama merindukan momen bertemu pembaca buku passionate yang membicarakan buku seperti sedang membicarakan cowok/cewek yang ditaksir. Sayang sekali, tidak ada portrait yang bisa membingkai momen itu. Tapi semoga saja, kami bisa segera bertemu kembali, dalam suasana yang lebih ramai dan jauh lebih antusias. Dan semoga saja, Goodreads Kendari segera menemukan warna-nya, dan bisa menghelat event bagus untuk khalayak buku di kota ini dalam rangka menyebarkan virus membaca. Semoga.

5 comments:

  1. Haaiii... saya dataaang..
    Anyway, saya tahu ada groupnya Goodreads Kendari :)

    Aiiihh aiihh, kayakny say malu ini klo mau ikutan kopdar, kayaknya mSih pada muda belia ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoohoo! Sudah mi tadi kuundang ki' ke grup facebooknya, Kak ^_^

      Santai, Kak. Nanti kalo Kak Diah dateng, tema obrolannya jadi "yang ibu-ibu yang menginspirasi" :')

      Delete
    2. Hahahhah, banyak typo komen sebelumnya.. pengaruh ngantuk..

      Waduuuhh, ibu2 yg menginspirasi yak.. jadi pengen terbang, hahahah

      Delete
    3. Hihihi... denger-denger, selain baper, typo juga jadi tren akhir-akhir ini, Kak

      Terbang sih terbang, tapi jangan lupa balik lagi, ya ^_^
      Ditunggu informasi jadwal lowongnya, ya. Saya juga mau belajar blogging dari Kak Diah. Senior, mohon bimbingannya.... *deep bow*

      Delete
  2. Hai...sy boleh bergabung ke grup Goodreads Kendari nda? Jd pengen 😊

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...